1542A, 1545
Ekaristi adalah upacara yang membuat orang mengambil bagian dalam tubuh dan darah Tuhan, demikianlah kesaksian Rasul Paulus. Orang harus mengambilnya dengan maksud agar kita semakin berdiam dan hidup dalam Kristus, dan Dia semakin hidup dan berdiam dalam diri kita. Karena itu, bila kita merayakan Perjamuan Kudus itu kita seharusnya melakukan segala sesuatu dengan cara yang membuat kita makin lama makin ingin hidup dan berdiam dalam Kristus (artinya, makan daging dan minum darah Tuhan), dan menerima makanan serta minuman itu dengan hasil dan rasa keagamaan yang semakin besar. Jadi, semestinya orang menetapkan dan mengatur acara ini begitu rupa, sehingga rakyat diajar dan dinasihati semestinya betapa perlu bagi mereka sering mengambil bagian dalam daging dan darah Tuhan, dan betapa besarnya harta yang kita peroleh dari perbuatan mengambil bagian di dalamnya dan mengecapnya.
Dari hal itu kita menarik beberapa kesimpulan. Pertama, Perjamuan boleh disuguhkan hanya kepada mereka yang mampu dan yang sangat ingin menerima daging dan darah Tuhan, dan yang telah hidup di dalam Tuhan, sedangkan Tuhan hidup dalam diri mereka; yang juga ingin supaya kehidupan yang dari Kristus itu semakin ditambahkan dan ditumbuhkan dalam diri mereka (sebab dalam Perjamuan Kudus ini orang diberi bagian dalam tubuh dan darah Kristus agar kita hidup seluruhnya di dalam Dia dan Dia dalam diri kita). Karena itu, mereka yang membagi-bagikan rahasia-rahasia Allah dengan baik dan setia, perlu mengetahui (sejauh kasih Kristen dan agama menuntut cara pelayanan yang suci ini2) bahwa mereka yang hendak disuguhi Perjamuan Tuhan telah dimasukkan menjadi anggota tubuh Tuhan Kristus melalui Baptisan dan bahwa mereka itu anggota-anggota-Nya yang sejati dan hidup, serta lapar akan santapan kehidupan kekal dan haus akan minuman kudus ini. Yang lain-lain tidak dapat mengambil bagian dalam sakramen itu kecuali dengan mendatangkan hukuman atas diri mereka; sebab itu mereka patut dijauhkan dari Perjamuan Kudus (sebagaimana telah diperintahkan dalam Gereja Lama) oleh diaken. Maka mereka yang belum mendapat pelajaran lengkap mengenai iman Kristen, dan orang-orang jahat, dan mereka yang sedang menjalani masa penyesalan dan belum diterima kembali, harus keluar dari gereja. Karena itu, Tuhan kita juga telah menyuguhkan Perjamuan yang pertama hanya kepada beberapa [40] murid-Nya yang terpilih. Sebab barang yang kudus tidak boleh diberikan kepada anjing,' dan santapan kehidupan kekal tidak boleh disuguhkan kepada mereka yang sama sekali tidak lapar.
Oleh karena itu, Perjamuan Tuhan hanya boleh dilayankan kepada mereka yang dikenal dan diuji (sebagaimana telah dikatakan) dengan ukuran kasih dan iman, yang memang perlu orang miliki dalam pelayanan yang kudus ini. Pelayanannya memerlukan juga pengakuan dengan mulut, sedangkan dalam tingkah laku kita tidak boleh ada apa-apa yang bertentangan dengan pengakuan itu. Jadi, para pelayan bertindak suci dan dengan cara yang layak pelayanan mereka dan martabat pelayanan itu, kalau mereka tidak menerima seorang pun pada sakramen-sakramen kecuali yang telah diuji dan diajarkan sebelumnya.
Tambahan lagi (sebab makanan dan minuman kehidupan kekal ini hanya boleh dilayankan kepada mereka yang amat menginginkannya) kita menyimpulkan bahwa bila Perjamuan dilayankan kepada orang banyak maka dalam acaranya mereka harus diperingatkan dengan berbagai cara agar mereka mengetahui dan merasa betapa perlu mereka menarik manfaat dari pembagian Kristus itu, dan harta-harta apa dipersembahkan kepada mereka dalam pembagian itu.Oleh karena itu, sebaiknya kita memulai perayaan misteri Perjamuan dengan pengakuan dosa-dosa kita, dan menambahkan pelajaran Hukum dan Injil, disertai mazmur-mazmur. Maksudnya agar melalui pengakuan dosa-dosa kita itu dan melalui penjelasan mengenai Hukum ilahi (yang menetapkan hukuman dalam dunia ini dan hukuman kekal atas dosa-dosa, dan memberikan harta-harta dunia ini dan dunia yang akan datang hanya kepada orang baik) dalam diri kita ditimbulkan pengetahuan dan kesadaran yang lebih besar mengenai dosa-dosa itu, dan mengenai hukuman kekal yang patut kita terima karena dosa-dosa itu. Sebab, bila kita memperhatikan betapa tidak hanya beberapa perbuatan kita, tetapi seluruh kehidupan kita bertentangan dengan hukum Allah, dan betapa besarnya kuasa dosa dalam daging kita, sehingga yang baik yang kita kehendaki tidak kita perbuat, tetapi yang jahat yang kita benci,' maka hal itu membuat kita menyadari betapa perlu kita semakin mendapat bagian dalam daging dan darah Tuhan. Hanya dalam daging dan darah Kristus itu terdapat kebenaran dan hidup, sebab dalam daging dan darah kita tidak ada sesuatu yang baik,' sehingga tidak mungkin daging dan darah itu mendapat bagian dalam Kerajaan Allah.
Maka sepatutnya dalam Perjamuan Kudus, selain pengakuan dosa, orang berdoa memohon pengampunan dosa itu, membacakan dan menjelaskan [41] hukum ilahi, dan menyanyikan mazmur-mazmur yang isinya membesarkan keagungan Allah, menjelaskan Hukum, dan memohon pengampunan dari Allah. Akan tetapi, melalui pemberitaan Injil kita mengetahui bahwa Yesus Kristus, Tuhan kita, Allah sejati dan manusia sejati, telah melunasi dosa-dosa kita di kayu salib di hadapan Allah, Bapa-Nya, dengan mempersembahkan korban tubuh dan darah-Nya, dan berkenan memberi kita hidup dalam diri-Nya dan Dia dalam diri kita dengan cara kita mengambil bagian di dalamnya.
Maka itu, melalui pemberitaan Injil itu kita menyadari juga keistimewaan harta-harta yang ditawarkan kepada kita bila kita diberi mengambil bagian dalam daging dan darah Tuhan. Pertama, kita dibuat yakin tentang pengampunan dosa kita, dan merasa pasti telah menerima anugerah Sang Bapa, yang telah mengangkat kita menjadi anak-Nya dan ahli waris-Nya oleh Anak-Nya, dengan mengampuni semua kesalahan kita, baik yang turun-temurun maupun yang telah kita lakukan sendiri, dan karena kemurahan-Nya yang besar mengampuni segala dosa kita tiap-tiap kali kita menyakiti hati-Nya tetapi dengan rendah hati meminta maaf. Sebab itu, kita berserah kepada kerelaan dan pemeliharaanAllah yang bagaikan seorang bapa, dan dalam segala kesusahan menyeru Dia dengan tekad yang sebesar-besarnya seraya memohon segala harta dari-Nya.
Selanjutnya, kita dibuat yakin bahwa, sebab Yesus Kristus adalah kebenaran dan hidup dalam diri-Nya sendiri dan hidup bagi Bapa 1542A yang telah mengutus Dia, Dia memberikan juga kehidupan dari Allah kepada orang-orang milik-Nya, kehidupan yang berbahagia dan kekal, supaya mereka hidup di dalam Dia dan Dia dalam mereka. Kita belajar juga yang ini, bahwa oleh pemberian daging dan darah Yesus Kristus kita memiliki dengan semakin berlimpah-limpah kehidupan dan kebenaran dari Allah, yaitu segala kebahagiaan. Sebab, makin Dia memberi kita kelimpahan hidup dalam diri-Nya dan Dia di dalam kita (kita yang di luar itu sama sekali tidak memiliki kebaikan apa-apa dalam diri kita), makin dilimpahkan kepada kita kehidupan-Nya, yang adalah kehidupan dari Allah, kebenaran, dan kebahagiaan. 1545 Demikianlah kita benar dalam Yesus Kristus dan menempuh kehidupan baru oleh Yesus Kristus itu.
1542A. 1545
Maka, agar kita memperhatikan hal-hal itu dengan lebih cermat dan agar kita lebih bersemangat serta lebih rindu akan menerima santapan dan aminuman kehidupan kekal yang kudus ini, kita sebaiknya menambahkan, selain mazmur-mazmur dan nyanyian-nyanyian syukur, pembacaan Injil, pengakuan iman, dan korban persembahan yang kudus. Acara itu menjelaskan apa yang telah diberikan kepada kita di dalam Kristus, dan apa, serta berapa besarnya, [42] harta yang kita terima melalui pemberian daging dan darah-Nya. Begitu pula, acara tersebut merupakan peringatan bagi kita agar kita menghargai harta itu dengan semestinya dan memuji-mujinya dengan pujian sejati serta pengucapan syukur yang berkobar-kobar, dan juga berbuat begitu rupa sehingga dipuji dan dinilai berharga oleh orang-orang lain. Tidak dengan sembarangan kami menyebut korban persembahan itu di samping hal-hal yang telah kami katakan sebelumnya. Sebab, bilamana (didorong dan digugah oleh pembacaan dan penjelasan Injil dan pengakuan iman kita yang orang ikrarkan sesudahnya) kita mengingat-ingat bahwa Yesus Kristus telah diberikan kepada kita oleh kebaikan tak terhingga Bapa di surga, dan bersama-sama Dia segala sesuatu, yaitu pengampunan dosa, perjanjian keselamatan abadi, kehidupan dan kebenaran dari Allah, dan akhirnya semua hal yang patut didambakan yang ditambahkan kepada anak-anak Allah, artinya kepada mereka yang mencari Kerajaan Allah dan kebenarannya' - maka dengan cukup beralasan kita mempersembahkan diri dan sama sekali tunduk kepada Allah Bapa dan kepada Tuhan kita Yesus Kristus sebagai tanda syukur atas harta yang begitu banyak dan begitu besar. Dan kita memberi kesaksian tentangnya dengan mempersembahkan korban dan pemberian kudus (sebagaimana dituntut oleh kasih Kristen), yang dipersembahkan kepada Yesus Kristus dan kepada orang-orang kecil milik-Nya, yakni kepada mereka yang lapar, yang haus, yang telanjang, orang asing, orang sakit, orang yang ditahan dalam penjara.' Sebab semua orang yang hidup di dalam Kristus dan yang memiliki Dia, yang hidup di dalam mereka, berbuat dengan rela apa yang diperintahkan kepada mereka oleh Hukum. Dan yang diperintahkan oleh Hukum ialah agar orang tidak tampil di hadapan Allah tanpa membawa korban persembahan.' Hal itu ditunjukkan pula kepada kita oleh kenyataan bahwa tidak seorang pun menyatakan tunduk pada tuannya yang jasmani atau pada orang yang telah berbuat baik terhadap dirinya tanpa tanda terima kasih, yang dilakukan dengan cara memberikan persembahan.
Ketiga, karenanya kita wajib juga berdoa memohon keselamatan bagi semua orang (dengan cara itu hidup Yesus Kristus harus dikobarkan dan semakin dikuatkan dalam diri kita). Tetapi, kehidupan Kristus ialah tahu mencari dan menyelamatkan apa yang sesat dan lalang. Maka dengan cukup beralasan kita mendoakan orang dari semua golongan. Dan sebab kita sungguh-sungguh menerima Yesus Kristus dalam sakramen ini, dengan cukup beralasan kita menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran di dalam Perjamuan Kudus ini seraya menerima Ekaristi dengan ketakwaan yang besar, dan menyelenggarakan seluruh misteri ini dengan puji-pujian serta pengucapan syukur.
Maka dengan demikian seluruh cara dan aturan pelayanan Perjamuan kita kenal melalui sifat dan penetapan Perjamuan, yang juga sesuai dengan pelayanannya dalam Gereja Lama, yaitu Gereja para rasul, para martir, dan [43] bapa-bapa yang suci. Hal ini juga sesuai dengan mereka, yaitu bahwa dalam pelayanan semua sakramen kita memakai bahasa yang lazim, bahasa rakyat. Sebab, segala hal yang dikatakan dan dilakukan merupakan milik semua orang yang hadir, dan harus meneguhkan serta membangkitkan iman kita, dan mengobarkan kerinduan akan Allah dalam segala hal. Karena itu, bila kami mendorong orang banyak agar mereka mempersiapkan diri baik-baik sebelum mendatangi perjamuan suci itu, kami selalu mengajar dan memperingatkan mereka tentang keempat hal ini.
Pertama, bahwa disebabkan dosa Adam dan dosa-dosa kita sendiri kita binasa, sehingga dalam seluruh kodrat dan daging kita tidak ada apa pun yang baik. Sebab itu, daging dan darah kita tidak mungkin mewarisi Kerajaan Allah. Maka itu, kita harus digugah agar menyadari dosa kita dan membenahi kehidupan kita yang jahat, agar kita mengaku pelanggaran-pelanggaran kita dengan tulus ikhlas dan meminta agar perbuatan itu diampuni.
Kedua, bahwa hanya karena jasa Yesus Kristus dosa kita dapat diampuni; Dia telah memperoleh pengampunan itu dari Bapa dengan kematian-Nya dan penumpahan darah-Nya yang berharga. Dia juga yang membangkitkan kebenaran-Nya dalam diri kita, bila Dia membuat kita hidup di dalam Dia, dan Dia hidup dalam diri kita.
Ketiga, bahwa Kristus menyerahkan diri-Nya sendiri dalam sakramen Perjamuan ini. Sebab, tatkala memberikan roti dan anggur dikatakan-Nya: Ambillah, makanlah, sebab inilah tubuh-Ku, dan seterusnya. Jadi, Dia benar-benar menyuguhkan tubuh-Nya bersama roti, dan darah-Nya bersama cawan. Mengapa? Demi pengampunan dosa dan peneguhan perjanjian baru. Sebab Dia berkata, 'yang diserahkan bagi kamu'. Dan sesudah itu, 'yang ditumpahkan bagi kamu untuk pengampunan dosa'. Dan sesudah itu lagi, 'Inilah perjanjian baru, perjanjian anugerah yang abadi, supaya Allah menjadi Bapa yang murah hati bagi kita oleh Yesus Kristus, dan kita menjadi anak-anak-Nya'. Jadi, Yesus Kristus memberikan diri dalam sakramen ini supaya Dia hidup dalam diri kita dan kita dalam diri-Nya, dan supaya olehnya kita diyakinkan tentang pengampunan dosa kita karena Dia, dan tentang peneguhan perjanjian baru yang membuat kita menjadi anak Allah, dan Allah menjadi Bapa kita. Jadi, satu keturunan, satu roh, satu kodrat. Dan semua yang masih kurang akan ditambahkan oleh Tuhan Yesus Kristus. Sebab itu, seharusnya kita tidak memperhatikan pelayannya atau hal-hal lahiriahnya, tetapi sabda Yesus Kristus, perbuatan-Nya, dan kuasa-Nya, supaya kita tidak meragukan bahwa melalui sakramen itu Yesus memberi kita tubuh-Nya dan darah-Nya agar kita hidup di dalam Dia dan Dia dalam kita, dengan meyakinkan kita bahwa oleh-Nya kita memiliki penghapusan tuntas segala dosa kita dan [44] peneguhan anugerah Bapa surgawi serta perjanjian kekal, bahwa kita adalah anak-anak Allah, yang adalah Bapa kita, dan bahwa kita diberi-Nya semua harta.
Di sini diberikan dua hal. Yang pertama termasuk perkara bumi, yakni roti dan anggur. Yang kedua bersifat surgawi, yaitu persekutuan dengan Kristus, yakni tubuh dan darah-Nya. Kedua hal itu diberikan kepada kita karena dua alasan: demi pengampunan dosa, dan untuk menambahkan kehidupan Kristus dalam diri kita, artinya peneguhan perjanjian baru.
Akhirnya, kami mengajar bahwa seharusnya di sini kita mengucap syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas berkat-berkat yang besar itu dengan hati, dengan perkataan, dan dengan perbuatan, dan memuji-muji serta mengagungkan peringatan akan Yesus Kristus dan semua berkat-Nya, yaitu penjelmaan-Nya menjadi manusia, penderitaan-Nya, kebangkitan-Nya, kenaikan-Nya ke surga, pengutusan Roh Kudus, kedatangan-Nya untuk menghakimi dunia; akhirnya segala sesuatu yang dilakukan-Nya bagi kita dan dikerjakan-Nya dalam diri kita.
Oleh karena itu, dalam hal Perjamuan seharusnya kita menanggalkan semua percakapan yang tidak bersungguh-sungguh dan semua pertengkaran mulut, dan terutama melakukan dan mencari apa yang dikatakan di atas ini. Dengan demikian kita menyadari betapa perlu Kristus hidup dalam diri kita dan kita di dalam Dia, dan percaya bahwa dalam sakramen ini Dia memberikan diri-Nya kepada kita supaya kita hidup dalam diri-Nya, dan Dia di dalam kita, supaya Dia memperoleh pengampunan dosa-dosa kita dan mewujudkan kehidupan Allah dalam diri kita, dan juga supaya diampuni-Nya tiadanya kebaikan, yang sama sekali tidak ada pada kita. Maka inilah tujuan dan hal utama dalam seluruh misteri Perjamuan ini: kita hidup dalam Kristus, dan Dia dalam diri kita. Semoga hal itu dianugerahkan kepada kita oleh Bapa surgawi, melalui Kristus. Amin.
1542/5
Perlu dicatat, bahwa pada hari Minggu menjelang perayaan Perjamuan perayaannya harus diberitahukan kepada rakyat. Maksudnya, pertama, agar tiap-tiap orang mempersiapkan diri untuk menerimanya dengan cara yang layak, dan dengan rasa hormat yang patut. Kedua, agar orang tidak membawa anak-anak kecuali kalau mereka ini telah diajar baik dan mengikrarkan pengakuan imannya di dalam gereja. Ketiga, agar, bila ada orang dari luar, yang belum mendapat pelajaran dan tidak berpengetahuan, mereka ini datang ke depan agar diberi pelajaran khusus. Pada hari Perjamuan diadakan, Pelayan menyinggungnya pada akhir khotbah, atau, jika perlu, memberi khotbah yang keseluruhannya mengenai hal itu, untuk menjelaskan kepada orang banyak apa yang dimaksud dan ditunjukkan oleh Tuhan kita dengan rahasia itu, dan bagaimana kita harus menerimanya. [45]
1542A, 1445
Pada hari Perjamuan, sesudah doa-doa biasa, orang menyanyikan Pengakuan Rasuli, sementara Pelayan mempersiapkan roti dan anggur di meja. Sesudah itu, Pelayan berdoa dengan memakai cara yang berikut:
Sebab kita telah mengikrarkan pengakuan iman kita untuk menyatakan bahwa kita anak-anak Allah, kita pun berharap Dia akan mengabulkan permohonan kita bagaikan seorang bapak yang baik, dan hendak berdoa kepada-Nya sebagaimana Dia telah mengajarkannya kepada kita:
Bapa kami yang di surga, dst.
Tuhan kami Yesus Kristus tidak hanya satu kali saja mempersembahkan tubuh dan darah-Nya kepada-Mu di kayu salib, demi pengampunan dosa kami, tetapi juga hendak membagi-bagikannya kepada kami agar menjadi santapan yang memberi kehidupan kekal. Karena itulah, anugerahkanlah kepada kami agar kami menerima pemberian dan berkat yang begitu besar ini dari-Nya dengan kesungguhan hati dan dengan semangat yang berkobar-kobar. Buatlah supaya dengan iman teguh kami menerima tubuh dan darah-Nya, Dia seluruhnya, sebab Dia, yang adalah Allah sejati dan manusia sejati, benar-benar merupakan roti dari surga, yang menghidupkan kami, supaya kami tidak lagi hidup dalam diri kami sendiri, menurut kodrat kami yang sama sekali rusak dan jahat, tetap Dia hidup dalam diri kami, untuk menuntun kami menuju ke kehidupan yang suci, bahagia, dan kekal. Berilah juga agar kami benar-benar mendapat bagian dalam Perjanjian yang baru dan abadi, yaitu Perjanjian Anugerah, dengan kepastian dan keyakinan bahwa Engkau berkenan untuk selama-lamanya menjadi Bapa yang murah hati bagi kami, tidak memperhitungkan kesalahan kami kepada kami, dan melengkapi kami, sebagai anak-anak serta ahli waris yang kekasih, dengan segala hal yang kami butuhkan, baik untuk tubuh maupun untuk jiwa kami, supaya kami dengan tiada henti-hentinya memuliakan Engkau dan mengucap syukur kepada-Mu, dan membesarkan nama-Mu dengan perbuatan dan perkataan. Maka berilah, ya Bapa di surga, agar dengan cara itulah pada hari ini kami merayakan peringatan yang berbahagia akan Anak-Mu yang kekasih, menjalani latihan di dalamnya, dan memberitakan berkat kematianNya, supaya kami kembali memperoleh pertumbuhan serta penguatan [46] dalam iman dan dalam segala hal yang baik, serta menyebut Engkau dengan kepercayaan yang semakin teguh Bapa kami, dan bermegah di dalam Engkau.
1545 Oleh Yesus Kristus, Anak-Mu, Tuhan kita. Atas nama-Nya kami berdoa kepada-Mu sebagaimana diajarkan-Nya kepada kami:
Bapa kami yang di surga, dst.
1542
Selanjutnya, sesudah melakukan doa-doa dan pengakuan iman, ia berkata dengan suara nyaring, untuk menyatakan atas nama orang banyak bahwa mereka semua hendak hidup dan mati dalam ajaran dan agama Kristen:
1542A, 1542/5
Pelayan. Marilah kita mendengar bagaimana Yesus Kristus telah menetapkan bagi kita Perjamuan Kudus-Nya, menurut riwayat Rasul Paulus dalam pasal kesebelas Suratnya yang pertama kepada jemaat di Korintus. 'Aku telah menerima dari Tuhan', katanya, 'apa yang telah kuteruskan kepadamu, yaitu bahwa Tuhan Yesus, pada malam waktu Dia diserahkan, mengambil roti dan sesudah itu Dia mengucap syukur atasnya; Dia memecah-mecahkannya dan berkata: Inilah tubuh-Ku, yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku! Demikian juga Dia mengambil cawan, sesudah makan, lalu berkata: Cawan ini adalah perjanjian baru yang dimeteraikan oleh darahKu; perbuatlah ini, setiap kali kamu meminumnya, menjadi peringatan akan Aku! Sebab setiap kali kamu makan roti ini dan minum cawan ini, kamu memberitakan kematian Tuhan sampai Ia datang. ""'Tetapi, barang siapa dengan cara yang tidak layak makan roti atau minum cawan Tuhan, ia berdosa terhadap tubuh dan darah Tuhan. Karena itu hendaklah tiap-tiap orang menguji dirinya sendiri dan baru sesudah itu ia makan roti dan minum dari cawan itu. Karena barang siapa makan dan minum tanpa mengakui tubuh Tuhan, ia mendatangkan hukuman atas dirinya.'1
Kita telah mendengar, Saudara-saudara, dengan cara apa Tuhan kita mengadakan Perjamuan di tengah-tengah murid-murid-Nya. Dengannya Dia memperlihatkan kepada kita bahwa orang-orang luar dan mereka yang tidak termasuk kumpulan [47] orang-orang percaya milik-Nya tidak boleh diterima di dalamnya. Karena itu, dengan memegang aturan itu, atas Nama dan dengan kuasa Tuhan kita Yesus Kristus, saya mengucilkan semua penyembah berhala, orang yang menghujat Allah, yang menghina Allah, orang sesat dan semua orang yang mendirikan bidat dengan maksud mematahkan kesatuan Gereja, semua orang yang mengucap sumpah palsu, mereka yang mendurhaka terhadap bapak dan ibunya serta terhadap atasannya, semua orang pemberontak, pembangkang, yang suka bertengkar, yang mencari gara-gara, yang berzina, cabul, pencuri, perampok, orang kikir, pemabuk, serakah, dan semua orang yang cara hidupnya bejat dan menimbulkan kehebohan, sambil menyatakan kepada mereka bahwa mereka harus menjauhi Meja kudus ini agar jangan menodai dan mencemarkan makanan kudus yang oleh Tuhan kita Yesus Kristus hanya diberikan kepada warga-Nya, orang yang percaya kepada-Nya.
Oleh karena itu, baiklah tiap-tiap orang, sesuai dengan nasihat Rasul Paulus, menguji hati nuraninya dengan maksud mengetahui apakah ia benar-benar menyesali kesalahannya dan merasa tidak senang karena dosanya, serta ingin untuk seterusnya hidup suci dan menurut kehendak Allah. Terutama juga apakah ia menaruh kepercayaan pada kemurahan Allah, dan mencari keselamatannya seluruhnya dalam Yesus Kristus, serta.berniat dan berani hidup rukun dan dalam kasih persaudaraan dengan sesamanya, sambil menanggalkan seluruh permusuhan dan rasa dendam.
Jika kita merasakan kesaksian itu dalam hati di hadapan Allah, kita tidak usah meragukan bahwa Allah mengakui kita sebagai anak-anak-Nya dan Tuhan Yesus menyapa kita untuk mengajak kita ikut dalam Meja-Nya dan menghidangkan kepada kita sakramen kudus ini, yang telah diberikan-Nya pula kepada para murid-Nya.
Memang, kita merasakan dalam diri kita banyak kelemahan dan kemalangan. Kita tidak memiliki iman yang sempurna, tetapi cenderung kurang percaya dan tidak tetap hati; kita tidak membaktikan diri seutuhnya dan dengan semangat yang seharusnya untuk melayani Allah, tetapi tiap-tiap hari terpaksa bergumul dengan nafsu-nafsu daging kita. Meskipun demikian, Tuhan kita telah menganugerahkan kepada kita karunia ini: Injil-Nya tertera dalam hati kita, sehingga kita dapat bertahan terhadap segala ketidakpercayaan, dan Dia telah memberi kita keinginan dan kesediaan mengingkari semua keinginan kita sendiri dan mengikuti kebenaran-Nya serta perintah-perintah-Nya yang kudus. Karena itu, marilah kita semua yakin bahwa kejahatan dan kekurangan yang masih tinggal dalam diri kita tidak mencegah Dia menyambut kita dan membuat kita layak mendapat bagian dalam Meja rohani ini. Sebab, kita tidak mendatangi Meja itu dengan maksud menyatakan bahwa kita sempurna dan benar dalam diri kita sendiri. Sebaliknya, dengan mencari kehidupan kita dalam Yesus Kristus, kita mengakui bahwa kita berada di tengah maut. Maka marilah kita memahami kedua hal ini. Sakramen ini merupakan obat bagi orang sakit yang malang. Dan manakala Tuhan kita menuntut agar kita layak, yang dimaksud-Nya hanya agar kita sungguh-sungguh mengenal diri kita sendiri, sehingga [48] kita merasa tidak senang karena kejahatan kita dan menaruh seluruh sukacita, kegembiraan, dan kesenangan dalam diri-Nya seorang.
Maka itu, marilah kita, pertama, mempercayai janji janji-Nya, yang oleh Yesus Kristus, Kebenaran yang tidak dapat sesat, telah diucapkan dengan mulut-Nya sendiri. Dia hendak membuat kita benar-benar mendapat bagian dalam tubuh-Nya dan darah-Nya, supaya kita memiliki Dia seluruhnya, begitu rupa, sehingga Dia hidup dalam diri kita, dan kita dalam diri-Nya. Benar, kita hanya melihat roti dan anggur. Akan tetapi, janganlah hendaknya kita meragukan kenyataan ini: Dia mewujudkan dalam jiwa kita dengan cara rohani apa yang diperlihatkan-Nya kepada kita secara lahiriah melalui tanda-tanda yang kelihatan ini. Artinya, Dialah roti dari surga, yang mengenyangkan kita dan memberi makan kita untuk kehidupan kekal. Begitu pula, janganlah hendaknya kita tidak tahu berterima kasih atas kemurahan tak terhingga Juruselamat kita, yang memamerkan seluruh kekayaan dan harta-Nya di Meja ini, untuk membagi-bagikannya kepada kita. Sebab, dengan memberikan diri kepada kita, Dia menyatakan bahwa seluruh milik kepunyaan-Nya merupakan kepunyaan kita pula. Karena itu, marilah kita menerima sakramen ini sebagai jaminan bahwa kekuatan kematian dan penderitaan-Nya diperhitungkan kepada kita menjadi kebenaran, seolah-olah kita sendiri telah mengalami penderitaan dan kematian itu. Maka janganlah kita berbudi rusak begitu rupa, sehingga kita mundur tatkala Yesus Kristus mengundang kita dengan begitu lemah lembut melalui Firman-Nya. Sebaliknya, marilah kita menyadari betapa tingginya nilai pemberian berharga yang disodorkan-Nya kepada kita, dan datang menemui Dia dengan semangat yang berkobar-kobar agar Dia membuat kita sanggup menerimanya.
Dengan maksud itu, marilah kita mengangkat hati kita ke atas. Di sana Yesus Kristus berada, dalam kemuliaan Bapa-Nya, dan dari sanalah kita menantikan kedatangan-Nya demi pelepasan kita. Janganlah hendaknya hati kita terpikat oleh unsur-unsur jasmani, yang fana, yang kita lihat dengan mata dan sentuh dengan tangan, untuk mencari Dia di sana, seakan-akan ia terkurung dalam roti atau dalam anggur itu. Sebab, jiwa kita akan siap untuk diberi makan dan dihidupkan dengan zat-Nya bila untuk itu jiwa itu terangkat, di atas semua hal duniawi, untuk sampai ke surga, dan masuk Kerajaan Allah, tempat Dia tinggal. Maka marilah kita puas dengan mempunyai roti dan anggur sebagai tanda dan kesaksian, sambil mencari kebenaran lewat jalan rohani. Lewat jalan itulah, demikian janji yang terdapat dalam Firman Allah, kita akan menemukannya.
1542A
Sesudah kata-kata itu, Pelayan mengucapkan hukum pengucilan terhadap mereka yang melakukan dosa yang diketahui umum dan tidak menyesal. Di pihak lain, ia mengajak orang percaya agar menerima Perjamuan Tuhan kita sebagai pemberian istimewa dari Allah, sebagaimana telah dikatakan sebelumnya. Sesudah itu, sakramen itu diterima oleh Pelayan, lalu oleh diaken, dan sesudah itu oleh orang lain. [49]
1542/5
Sesudah itu, para pelayan' membagi-bagikan roti dan cawan kepada orang banyak, setelah memperingatkan mereka agar mendatanginya dengan rasa hormat dan dengan ketertiban 1545 serta kesopanan Kristen. Dia menerima roti dan anggur lebih dulu, lalu memberikannya kepada Diaken dan sesudah itu kepada seluruh jemaat, sambil berkata, 'Ambillah, makanlah, tubuh Yesus, yang telah diserahkan untuk mati bagi kamu'.
Dan Diaken menyodorkan cawan sambil berkata, 'Inilah cawan perjanjian baru dalam darah Yesus, yang telah ditumpahkan bagi kamu'.
1542A, 1545
Sementara itu, jemaat menyanyikan Mazmur 'Puji pujian dan syukur',2 dan seterusnya. Seusai Perjamuan menyusullah pengucapan syukur.
Bapa yang di surga, kami mengucap pujian dan syukur yang kekal kepada-Mu, karena telah Kaulimpahkan harta sebesar itu kepada kami, orang berdosa yang malang, yaitu telah membuat kami masuk ke dalam persekutuan dengan AnakMu Yesus Kristus, Tuhan kita, dengan menyerahkan Dia untuk mati bagi kami dan memberikan Dia kepada kami menjadi makanan dan bekal kehidupan kekal. Sekarang anugerahkanlah kepada kami karunia ini, yaitu janganlah membiarkan kami tidak ingat akan hal-hal itu; tetapi biarlah hal-hal itu tertera dalam hati kami, sehingga kami semakin bertumbuh dan bertambah dalam iman yang giat mengerjakan segala perbuatan baik, dan dengan demikian untuk seterusnya mengatur seluruh kehidupan kami demi penyanjungan kemuliaan-Mu dan pembangunan sesama kami. Oleh Dia, Yesus Kristus, Anak-Mu, yang dalam kesatuan dengan Roh Kudus hidup dan memerintah bersama Engkau, Allah, untuk selama-lamanya. Amin.
1542 Pada akhirnya orang melakukan pengucapan syukur sebagaimana telah dikatakan.
1542A, 1545
Sesudah pengucapan syukur, orang menyanyikan 1545 Nyanyian Simeon, 1542A/1545 'Sekarang, Tuhanku, biarlah hamba-Mu', dan seterusnya.1 Sesudah itu, Pelayan mengutus jemaat dengan mengucapkan berkat sama seperti pada hari Minggu?Selesai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar