Glorify God through your life

Bersyukurlah atas apa yang Dia kerjakan dalam diri kita. Ingatlah akan pengorbananNya di atas kayu salib di bukit Golgota.

Rabu, 01 September 2010

Hanya Di Dalam Yesus Ada Keselamatan (Kis 4:12)

Adakah harapan bagi manusia yang berdosa untuk dapat menuju sorga? Pertanyaan ini selalu mengganggu setiap dari kita yang menyadari keberdosaan kita dan begitu ngerinya hukuman yang akan Tuhan berikan kepada setiap kita. Rasul Petrus melalui pengalaman pribadi ketika selalu bersama Kristus memberikan keyakinan yang pasti bahwa hanya di dalam Dialah keselamatan itu menjadi mungkin bagi manusia yang berdosa. Siapakah Dia yang dimaksudkan oleh rasul Petrus? Rasul Petrus memberikan pernyataan bahwa Yesus lah yang dia maksudkan sebagai pribadi yang sanggup menyelamatkan kita. Mengapa hanya Yesus yang dapat menyelamatkan kita? Apakah ada orang lain yang sanggup memberikan keyakinan seperti itu? Jawabannya sungguh mengagumkan kita semua. Karena Yesus ialah Tuhan. Jika Yesus adalah Tuhan, tidak ada yang mustahil bagi Dia untuk menyelamatkan orang berdosa. Kalau manusia yang berjanji kita bisa meragukan apa yang dia katakan, namun jika Tuhan yang menjanjikan semuanya berbeda. Oleh karena itu jika keselamatan ingin menjadi bagian kita, percayalah kepada Tuhan Yesus. Biarkan Dia bekerja di dalam hidup kita dan kita akan melihat dan mengerti dengan benar bahwa Dia adalah Tuhan yang pernah menjadi manusia yang mengerti setiap pergumulan kita dan sanggup memberikan pertolongan dan lebih penting yaitu keselamatan hidup kita.

Rabu, 25 Agustus 2010

Fill My Eyes O My God

Fill my eyes, O my God
With a vision of the cross
Fill my heart with love for Jesus, the Nazarene
Fill my mouth with Thy praise
Let me sing through endless days
Take my will, let my life be wholly Thine.

Di Jalan Hidupku

DIHIDUPKU ‘KU ADA SOBAT YANG SETIA,
YANG SNANTIASA BERJALAN SERTAKU
MASA GELAP DIBUATNYA TERANG CERIA
ITULAH YESUS, JURUSLAMATKU

REF:
KU TAK CEMAS KAN JALAN YANG NAIK TURUN
LEWAT LEMBAH DAN GUNUNG YANG TERJAL
SEBAB TUHAN BERJALANLAH DISAMPINGKU
MEMIMPINKU KE NEGRI YANG KEKAL

O KASIHNYA BESARLAH TIADA TARANYA
DENGAN RELA DIA MATI BAGIKU
KEPADANYA KUSRAHKAN JIWA DAN RAGA,
SEJAK ITU DIA BIMBINGKU S’LALU

Sabtu, 21 Agustus 2010

Sedikit Demi Sedikit

Sedikit demi sedikit
Tiap hari tiap sifat
Yesus mengubahku (Dia ubahku)
Sejak ku terima Dia
Hidup dalam anugrahNya
Yesus mengubahku

Reff:
Dia ubahku (Dia ubahku)
Oh Juruselamat
Ku tidak mau s'perti yang dulu lagi
Meskipun nampak lambat namun kutahu
Ku pasti sempurna nanti!

Panggilan Untuk Menderita (Filipi 1:29)

Pada saat seseorang mulai percaya kepada Kristus banyak harapan yang ingin dia dapatkan melalui sikap percayanya tersebut. Janji-janji Allah yang tersebar di seluruh Kitab Suci seolah-olah dikalim akan dia peroleh sejalan dengan kepercayaannya itu. Apakah hal itu salah? Tentu saja tidak. Rasul Paulus melalui suratnya kepada Jemaat di Filipi memberikan penegasan kepada kita semua bahwa kita dipanggil untuk percaya kepada Kristus. Namun hal itu tidak berhenti pada bagian itu saja, kalimat berikutnya justru mungkin menjadi lawan bagi sebagian besar orang Kristen. Mengapa? Pada saat Paulus mengatakan bahwa kita dipanggil juga untuk menderita di dalam Kristus merupakan perkataan yang sangat tidak kita sukai. Kalau Kristus sudah memanggil kita mengapa Dia menghendaki kita juga untuk menderita di dalamNya. Dengan pemahaman yang seperti ini tidak jarang ketika seseorang mengalami hal yang tidak menyenangkan di dalam hidupnya jarang sekali yang sadar bahwa kejadian itu bisa jadi merupakan bagian dari iman percaya kita. Justru yang muncul sebaliknya, mereka mulai menyalahkan Tuhan karena menurut mereka Dia tidak dapat melepaskan atau menolong pada saat mereka mengalami sesuatu yang buruk. Penderitaan sesungguhnya merupakan bagian yang pasti kita alami pada waktu kita percaya kepada Kristus. Oleh karena itu janganlah kaget apabila suatu saat Kristus menghendaki kita untuk mengalami masa-masa yang sukar seperti ini. Sama seperti pada saat Dia ada di dalam dunia mengalami penderitaan yang begitu rupa, itu merupakan teladan bagi kita semua sebagai pengikutNya bahwa ada waktu-waktu tertentu Tuhan ijinkan penderitaan itu kita alami. Melalui penderitaanlah iman percaya kita akan diuji kemurniannya. Apakah kita benar-benar pengikut Kristus yang sejati atau bukan. Alamilah hidup yang bergantung seutuhnya kepadaNya di dalam berbagai macam kondisi dan permasalahan yang ada maka kita akan melihat kuasaNya, pertolonganNya dan kasiNya nyata bagi kita.

isa

Kamis, 19 Agustus 2010

Diaken (1 Tim 3:8-12)

Demikian juga diaken-diaken haruslah
  • orang terhormat
  • jangan bercabang lidah
  • jangan penggemar anggur
  • jangan serakah
  • melainkan orang yang memelihara rahasia iman dalam hati nurani yang suci.
  • Mereka juga harus diuji dahulu, baru ditetapkan dalam pelayanan itu setelah ternyata mereka tak bercacat.
  • Demikian pula isteri-isteri hendaklah orang terhormat, jangan pemfitnah, hendaklah dapat menahan diri dan dapat dipercayai dalam segala hal.
  • Suami dari satu isteri dan mengurus anak-anaknya dan keluarganya dengan baik.

Penilik Jemaat (1 Tim 3:2-7)

Karena itu penilik jemaat haruslah seorang yang
  • tak bercacat
  • suami dari satu isteri
  • dapat menahan diri
  • bijaksana
  • sopan
  • suka memberi tumpangan
  • cakap mengajar orang
  • bukan peminum
  • bukan pemarah melainkan peramah
  • pendamai
  • bukan hamba uang
  • seorang kepala keluarga yang baik, disegani dan dihormati oleh anak-anaknya.
  • Janganlah ia seorang yang baru bertobat, agar jangan ia menjadi sombong dan kena hukuman Iblis.
  • Hendaklah ia juga mempunyai nama baik di luar jemaat, agar jangan ia digugat orang dan jatuh ke dalam jerat Iblis.

Rabu, 18 Agustus 2010

Ciri Manusia Baru (Kolose 3:5,8)

Karena itu matikanlah dalam dirimu segala sesuatu yang duniawi, yaitu
  • percabulan
  • kenajisan
  • hawa nafsu
  • nafsu jahat
  • keserakahan
  • yang sama dengan penyembahan berhala

Tetapi sekarang, buanglah semuanya ini, yaitu
  • marah
  • geram
  • kejahatan
  • fitnah dan
  • kata-kata kotor yang keluar dari mulutmu

Josh Groban - You Raise Me Up

Anak Allah Yesus NamaNya

Anak Allah Yesus namaNya
Menyembuhkan, menyucikan
Bahkan mati, tebus dosaku
Kubur kosong membuktikan Dia hidup

S`bab dia hidup, ada hari esok
S`bab dia hidup, ku tak gentar
Karna ku tahu, Dia pegang hari esok
Hidup jadi berarti s`bab Dia hidup


English version

God sent His son, they called Him Jesus
He came to love, heal, and forgive.
He lived and died to buy my pardon,
An empty grave is there to prove my Savior lives.

Reff:
Because He lives, I can face tomorrow.
Because He lives, All fear is gone.
Because I know He holds the future,
And life is worth the living just because He lives.


How sweet to hold a newborn baby,
And feel the pride and joy he gives.
But greater still the calm assurance,
This child can face uncertain days because He lives.

Reff:
Because He lives, I can face tomorrow.
Because He lives, All fear is gone.
Because I know He holds the future,
And life is worth the living just because He lives.


And then one day I'll cross the river,
I'll fight life's final war with pain.
And then as death gives way to victory,
I'll see the lights of glory and I'll know He lives.

Reff:
Because He lives, I can face tomorrow.
Because He lives, All fear is gone!
Because I know He holds the future
And life is worth the living just because He lives!

Berjagalah Senantiasa (1 Petrus 5:8)

Keselamatan yang sudah kita dapatkan oleh karena anugrah dari Allah sering membuat kita lupa bahwa ada iblis yang senantiasa berusaha untuk menjatuhkan kita kembali. Kehidupan yang tidak disertai dengan doa, pembacaan Alkitab, persekutuan yang erat dengan Tuhan dapat membawa kita terjebak dalam perangkap iblis. Rasul Petrus mengingatkan kepada kita semua untuk tetap selalu waspada dan berjaga-jaga karena musuh kita, si iblis, selalu mengintai dan menunggu kesempatan yang baik untuk menerkam kita. Apabila ada lobang sekecil apa pun yang kita buat, maka ia akan dapat melumat kita dan meruntuhkan kita. Ingatlah akan kisah dari keteledoran raja Daud ataupun juga Simson yang gagal dalam hal ini. Dengan demikian biarlah dengan pertolongan dari Roh Kudus kita berusaha untuk selalu hidup dekat dengan Tuhan melalui sarana kasih karunia yang telah Dia berikan seperti rajin membaca Firman Tuhan, merenungkannya dan melakukannya dalam kehidupan kita. Tidak lupa juga untuk tetap berdoa, bersekutu bersama-sama dengan umat pilihanNya untuk saling menguatkan dan meneguhkan iman kita. Melalui sarana kasih karunia inilah kita dapat melawan iblis pada saat ia mencoba untuk mengganggu dan menipu kita.

isa

Minggu, 15 Agustus 2010

Jangan Lepaskan Iman Kekristenan (Ibr 10:35)

Kekristenan sejak awal abad pertama telah mendapatkan banyak tekanan dari berbagai pihak. Beberapa kaisar Romawi pun berusaha sekuat tenaga untuk mengkerdilkan kepercayaan baru ini dengan cara menghukum mati, mengucilkan bahkan memperlakukan dengan tidak wajar setiap orang yang memegang teguh iman Kristen, tidak terkecuali para rasul serta bapak gereja mula-mula. Namun demikin sungguh mengherankan apa yang terjadi dengan kepercayaan ini. Semakin orang-orang nya ditindas semakin setia mereka terhadap iman kepercayaan Kristen. Apa yang membuat orang-orang ini begitu setia terhadap kepercayaan mereka? Karena sesungguhnya Kristus sudah memberitahukan tentang tantangan yang akan dihadapi oleh setiap pengikutNya apabila mereka mengikuti dan hidup menurut apa yang telah Kristus ajarkan. Menghidupi Kristus di dalam setiap hal yang kita kerjakan tentu akan dapat membawa akibat yang tidak baik bagi kita. Kristus yang bukan berasal dari dunia dan kehidupanNya yang bertentangan dengan segala hal yang ada di dunia membawa konsekuensi yaitu penolakan dari dunia. Akan tetapi penolakan yang dari dunia ini justru mengakibatkan sukacita bagi setiap kita yang mengikuti cara hidup Kristus karena hal itu berarti kita telah menjadi bagian di dalam kehidupanNya. Oleh karena itu dengan alasan dan kondisi apa pun jangan pernah sekali-kali melepasakan iman kepercayaan kita sebab sorga lah yang sesungguhnya kita lepasakan dan persekutuan dengan Sang Pencipta dan Sang Penebus tidak akan menjadi milik kita. Sebaliknya kita mendapati diri kita berada dalam murka Allah yang kekal.

isa

Selasa, 10 Agustus 2010

Today

I did not come this far-nor to this place-alone, but in the presence and power of my God. The circumstances of this moment are not greater than my God. He knows them better than I do, yet He permits them. And He will overcome them-within me if I will allow Him. Mine is not to fret as though He does not know, or care, or cannot overcome. Mine is to walk on knowing that He is here.
I am His by His creation, and His new birth. I am His to do with as He chooses-to bless or to use up, to serve or to simply endure. The day belongs to my Lord, and it is the only day I have to serve and glorify Him. And so I shall give all that I have and am that for this one day He shall be honored.

Kamis, 05 Agustus 2010

Keluarga Kristen (Kolose 3:18-21)

Membentuk sebuah keluarga yang bahagia dan hidup penuh dalam kedamaian merupakan keinginan setiap orang. Membawa seluruh anggota keluarga untuk takut akan Tuhan dapat membuat kita selalu penuh sukacita dan damai sejahtera. Rasul Paulus mengingatkan kita semua melalui suratnya kepada jemaat di Kolose yang merindukan keluarga yang diperkenan Tuhan untuk dapat memperhatikan setiap tugas dan tanggung jawab kita masing-masing kepada Tuhan dan juga kepada anggota keluarga yang lain. Suami yang takut akan Tuhan, menghargai istri serta bertanggung jawab terhadap anaknya hendaklah benar-benar menjadi bagian dari seorang kepala keluarga. Sedangkan istri yang takut akan Tuhan, tunduk kepada suami, serta ibu yang mengasihi anaknya layaklah selalu menjadi perhatian penting bagi seorang penolong keluarga. Demikian juga anak yang takut akan Tuhan dan menghormati orang tua harus selalu dimiliki oleh sang ahli waris dari sebuah keluarga. Apabila setiap anggota keluarga mengerti kedudukannya masing-masing di dalam keluarga dan melakukannya dengan setia, maka damai sejahtera yang dari surga akan mengalir dan memancar di dalam keluarga tersebut sehingga nama Tuhan dipermuliakan melalui keluarga itu.

isa

Selasa, 03 Agustus 2010

How Great Thou Art (Carl Boberg 1859 - 1940)

Stanza 1:

O Lord my God,

When I in awesome wonder

Consider all

The works Thy Hand hath made,

I see the stars,

I hear the mighty thunder,

Thy pow'r throughout

The universe displayed;


Refrain:

Then sings my soul,

My Saviour God, to Thee,

How great Thou art!

How great Thou art!

Then sings my soul,

My Saviour God, to Thee,

How great Thou art!

How great Thou art!


Stanza 2:

When through the woods

And forest glades I wander

I hear the birds

Sing sweetly in the trees;

When I look down

From lofty mountain grandeur

And hear the brook

And feel the gentle breeze;

Refrain:

Then sings my soul,

My Saviour God, to Thee,

How great Thou art!

How great Thou art!

Then sings my soul,

My Saviour God, to Thee,

How great Thou art!

How great Thou art!

Stanza 3:

When Christ shall come,

With shouts of acclamation,

And take me home,

What joy shall fill my heart!

Then I shall bow

In humble adoration

And there proclaim,

"My God, how great Thou art!"

Refrain:

Then sings my soul,

My Saviour God, to Thee,

How great Thou art!

How great Thou art!

Then sings my soul,

My Saviour God, to Thee,

How great Thou art!

How great Thou art!

Dead Sea Scrolls - 1/2 - Dr. Craig Evans

Dead Sea Scrolls - 2/2 - Dr. Craig Evans

Pentingnya Pemuridan (2 Tim 2:2)

Kristus selama hidupnya telah memberikan teladan yang sudah seharusnya kita tiru. Salah satu diantaranya yaitu Dia mengajarkan dan membagikan segala sesuatu yang Dia miliki kepada murid-muridnya. Rasul Paulus dan juga rasul-rasul yang lain pun melakukan hal yang sama. Bagaimana dengan kita? Apakah kita akan menyimpan dan memendam segala yang kita miliki dari Tuhan untuk diri kita sendiri. Rasul Paulus menasehatkan Timotius dan juga kita yang hidup di jaman sekarang untuk dapat mengemban tugas pemuridan ini agar dapat terus dilaksanakan secara berkelanjutan. Dengan memuridkan orang lain berarti kita membagikan kasih Kristus yang telah kita miliki kepada mereka agar mereka pun mengalami hal yang sama seperti kita. Sehingga berita Injil tersebar dan banyak orang memperoleh keselamatan yang dari Tuhan. Tugas inilah yang sering kita lupakan. Banyak dari kita tidak sadar bahwa apa yang Kristus dan juga rasul-rasul teladankan juga harus menjadi bagian dari hidup kita. Pandanglah sekitar kita dan lihatlah siapa yang dapat kita percayai untuk dapat melaksanakan amanat agung yang telah Tuhan perintahkan ini.

Senin, 02 Agustus 2010

Forgiveness

Testimony of a former Soviet prisoner: One time I was put in prison in Siberia. I was taken to a cell in the middle of the night. There were about 20 prisoners already there. None of them were sleeping, even though it was after midnight. They were all upset about something.
When the door was locked behind me, immediately they surrounded me and their first question was, "How many men did you kill?"
I said, "Well, I didn't kill anyone. I am a Christian."
They said, "You are lying. In this cell there are only murderers. Everyone here has killed at least three men. Some of us have killed four or five. So prove you are a Christian. Let us see your Bible."
You can't have a Bible in a Soviet prison. It would be confiscated. But hidden away in my things I had a miniature Gospel of Mark that I used to read secretly. I showed it to the prisoners and immediately they said, "Let us read it." So I did.
The next morning I awoke late, and I found that none of the other prisoners had been sleeping. They were all sitting in a circle, and one was reading the Gospel of Mark aloud. They had gotten to the last chapter. They were having a kind of Bible study-trying to discuss what it all meant. Those men had never heard the gospel before, had never read a portion of God's Word. But when I awoke, their first questions showed me that they understood what the gospel meant.
Their first question was this, "Can God forgive us?" That meant that they understood the meaning of the gospel, what salvation is. I explained that yes, God can forgive you. Jesus Christ forgave the thief on the cross next to Him.
I spent a week in that cell, and we talked a lot about God, but then I was to be transported to another prison. They wanted me to give them my Gospel of Mark. I remember one of them said, "Your God will send you many more Bibles, many more New Testaments. We'll never have another portion of God's Word in this prison." That Gospel was very precious to me, but I gave it to those men. And it is still there with them.

adapted from e-sword

Karakter Kasih (1 Kor 13:4-7)



Kasih itu :
  • Sabar
  • Murah hati
  • Tidak cemburu
  • Tidak memegahkan diri
  • Tidak sombong
  • Tidak melakukan yang tidak sopan
  • Tidak mencari keuntungan sendiri
  • Tidak pemarah
  • Tidak menyimpan kesalahan orang lain
  • Tidak bersukacita karena karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran
  • Menutupi segala sesuatu
  • Percaya segala sesuatu
  • Mengharapkan segala sesuatu
  • Sabar menanggung segala sesuatu

Sabtu, 31 Juli 2010

Softly and Tenderly Jesus is Calling (Will L. Thompson)

Softly and tenderly Jesus is calling,
Calling for you and for me;
See, on the portals He’s waiting and watching,
Watching for you and for me.

Refrain:

Come home, come home,
You who are weary, come home;
Earnestly, tenderly, Jesus is calling,
Calling, O sinner, come home!

Why should we tarry when Jesus is pleading,
Pleading for you and for me?
Why should we linger and heed not His mercies,
Mercies for you and for me?

Refrain:
Come home, come home,
You who are weary, come home;
Earnestly, tenderly, Jesus is calling,
Calling, O sinner, come home!

Time is now fleeting, the moments are passing,
Passing from you and from me;
Shadows are gathering, deathbeds are coming,
Coming for you and for me.

Refrain:
Come home, come home,
You who are weary, come home;
Earnestly, tenderly, Jesus is calling,
Calling, O sinner, come home!

Oh, for the wonderful love He has promised,
Promised for you and for me!
Though we have sinned, He has mercy and pardon,
Pardon for you and for me.

Refrain:
Come home, come home,
You who are weary, come home;
Earnestly, tenderly, Jesus is calling,
Calling, O sinner, come home!

Kistemaker on Matthew 27:46

John MacArthur Explains True Gospel

Jumat, 30 Juli 2010

Bukti Kasih Allah Kepada Manusia (Yoh 3:16)

Kejahatan, pembunuhan, pemborantakan, ketidaktaatan hanyalah sebagian dari karakter yang dimiliki oleh manusia berdosa yang dapat terlihat secara nyata dalam kehidupan sehari-hari. Dari beberapa sifat tersebut, apakah layak jika manusia mendapat perkenan dari Tuhan yang kudus. Tentu saja tidak. Bahkan sudah selayaknya manusia dihukum selama-lamanya. Namun demikian yang terjadi sepanjang sejarah tidaklah demikian. Allah menunjukkan betapa besar kasihNya bagi manusia yang berdosa. Dan bukti paling besar yang Dia tunjukkan ialah diberikannya AnakNya yang Tunggal kepada manusia sebagai ganti untuk mendapat murka dari Allah. Yesus, AnakNya yang Tunggal itu datang kepada ciptaan yang selalu hidup dalam pemberontakan agar kita sebagai ciptaan ini dibebaskan dari hukuman kekal. Percaya kepadaNya merupakan tuntutan yang harus dipenuhi oleh manusia untuk memperoleh pengampunan dosa. Janganlah kita menyia-nyiakan kehidupan yangsingkat ini dengan cara hidup yang tidak menunjukkan kepercayaan kepadaNya. Biarlah kedatanganNya ke dalam dunia membawa perubahan besar dalam hidup kita dan membuat kita menjadi seorang yang hidup di dalam takut akan Tuhan.

isa

Kamis, 29 Juli 2010

Five Points of Calvinism

T= Total Depravity (Kerusakan total manusia)
U= Unconditional Election (Pilihan tanpa syarat)
L= Limited Atonement (Penebusan terbatas)
I= Irresistible Grace (Anugerah yang tak dapat ditolak)
P= Perseverance of the Saints (Ketekunan orang-orang kudus sampai akhir zaman)

Silent Night

Silent night, Holy night
All is calm, all is bright
Round yon Virgin Mother and Child
Holy Infant so tender and mild
Sleep in Heavenly peace
Sleep in Heavenly peace

Silent night, Holy night
Shepherds quake at the sight
Glories stream from Heaven afar
Heavenly hosts sing Hallelujah
Christ, the Savior is born
Christ, the Savior is born

Silent night, Holy night
Son of God, love’s pure light
Radiant beams from thy Holy face
With the dawn of redeeming grace
Jesus, Lord, at thy birth
Jesus, Lord, at thy birth

Rabu, 28 Juli 2010

Komitmen Seumur Hidup (Yos 24:15)

Kondisi yang mengecewakan, kawan yang tidak lagi bersahabat, serta tidak adanya harapan untuk mendapatkan pertolongan sering menjadi penyebab seseorang menjadi lupa diri dan melakukan hal-hal yang berlawanan dengan kehendak Tuhan. Kejadian inilah yang dihadapai Yosua di masa tuanya setelah berhasil merebut Kanaan. Bangsa Israel seolah-olah sudah tidak ingat akan segala campur tangan dan pertolongan Tuhan terhadap kehidupan mereka dalam mengalahkan bangsa-bangsa yang tidak mengenal Tuhan. Tetapi sungguh luar biasa apa yang ditunjukkan oleh Yosua. Ditengah-tengah situasi yang seperti itu Yosua berkomitmen untuk tetap mempercayai Tuhan yang benar yang menuntun dia selama ini. Bahkan tidak hanya dirinya sendiri, namun seluruh anggota keluarganya dia bawa untuk tetap hidup di dalam Tuhan. Bisakah kita meniru sikap seperti ini atau justru kita yang ikut terbawa situasi dan kondisi yang ada yang memisahkan kita dari Tuhan?

isa

Selasa, 27 Juli 2010

Hukum Kasih (Matius 22:37-39)

Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu.
Itulah hukum yang terutama dan yang pertama.
Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.

Senin, 26 Juli 2010

Doa Bapa Kami (Mat 6:9-13)

Bapa kami yang di sorga, Dikuduskanlah nama-Mu,
datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga.
Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya
dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami;
dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami dari pada yang jahat.(Karena Engkaulah yang empunya Kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya. Amin.)

Jumat, 23 Juli 2010

Bahaya dari Rutinitas Keagamaan (Luk 18:9-14)

Orang Farisi adalah salah satu kelompok pada masyarakat Yahudi yang mampu menunjukkan superioritasnya dalam upacara maupun kegiataan keagamaan mereka. Tidak ada seorangpun yang menyangkal aktivitas mereka tersebut. Bahkan Tuhan Yesus sendiri mengatakan jika hidup keagamaan kita tidak lebih dari mereka maka kita tidak layak untuk mendapatkan kerajaan sorga. Akan tetapi justru rutinitas mereka itulah yang membuat mereka jatuh tanpa mereka sadari. Mereka menganggap dengan segala apa yang mereka lakukan sudah cukup untuk menyenangkan hati Tuhan. Sehingga membuat mereka kemudian meremehkan dan merendahkan orang lain yang tidak mampu bersikap ataupun bertindak seperti mereka, misalnya para pemungut cukai. Namun demikian kesombongan yang dibalut dengan segala rutinitas keagamaan inilah yang dicela oleh Tuhan Yesus. Segala rutinitas keagamaan yang tidak disertai dengan kerendahan hati sesungguhnya merupakan salah satu sikap meninggikan diri sendiri. Oleh karena itu hendaklah kita bercermin dari penolakan Tuhan akan orang Farisi ini untuk segala aktivitas keagamaan kita.

isa

Rabu, 21 Juli 2010

Sepuluh Perintah Allah (Kel 20:3-17)

  1. Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku.
  2. Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apapun yang ada di langit di atas, atau yang ada di bumi di bawah, atau yang ada di dalam air di bawah bumi. Jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya, sebab Aku, TUHAN, Allahmu, adalah Allah yang cemburu, yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya, kepada keturunan yang ketiga dan keempat dari orang-orang yang membenci Aku, tetapi Aku menunjukkan kasih setia kepada beribu-ribu orang, yaitu mereka yang mengasihi Aku dan yang berpegang pada perintah-perintah-Ku.
  3. Jangan menyebut nama TUHAN, Allahmu, dengan sembarangan, sebab TUHAN akan memandang bersalah orang yang menyebut nama-Nya dengan sembarangan.
  4. Ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat: enam hari lamanya engkau akan bekerja dan melakukan segala pekerjaanmu, tetapi hari ketujuh adalah hari Sabat TUHAN, Allahmu; maka jangan melakukan sesuatu pekerjaan, engkau atau anakmu laki-laki, atau anakmu perempuan, atau hambamu laki-laki, atau hambamu perempuan, atau hewanmu atau orang asing yang di tempat kediamanmu. Sebab enam hari lamanya TUHAN menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya, dan Ia berhenti pada hari ketujuh; itulah sebabnya TUHAN memberkati hari Sabat dan menguduskannya.
  5. Hormatilah ayahmu dan ibumu, supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu.
  6. Jangan membunuh.
  7. Jangan berzinah.
  8. Jangan mencuri.
  9. Jangan mengucapkan saksi dusta tentang sesamamu.
  10. Jangan mengingini rumah sesamamu; jangan mengingini isterinya, atau hambanya laki-laki, atau hambanya perempuan, atau lembunya atau keledainya, atau apapun yang dipunyai sesamamu."

Pengakuan yang Palsu (Mat 7:21)

Menyebut nama Yesus dalam kehidupan sehari-hari tidaklah merupakan hal yang baru bagi orang Kristen. Apalagi jika penyebutan itu dilakukan pada saat seseorang sedang mengalami kesulitan, permasalahan, ataupun bahkan dalam kondisi yang baik misalkan mendoakan orang lain, menghibur orang yang kesusahan, dsb. Namun demikian apakah hal ini merupakan bukti bahwa orang tersebut benar-benar menghidupi Yesus yang dia sebutkan? Ini adalah pertanyaan yang besar yang dibahas oleh Yesus sendiri dalam Mat 7:21. Mengklaim Nama yang Agung tersebut ternyata tidaklah secara otomotatis membuktikan bahwa seseorang hidup di dalam Nama itu. Peringatan Kristus akan hal ini hendaknya menginstropeksi kita untuk waspada akan setiap perkataan yang kita ucapkan. Jangan-jangan tindakan kita tersebut justru mengakibatkan penolakan dari Allah. Kenalilah Dia, hiduplah di dalam Dia maka segala yang kita lakukan semata-mata bukan untuk dilihat orang dan memperoleh pengakuan dari orang lain melainkan sesuai dengan kehendak Dia.

isa

Ucapan Bahagia (Mat 5:3-12)

  1. "Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga.
  2. Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur.
  3. Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan memiliki bumi.
  4. Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan.
  5. Berbahagialah orang yang murah hatinya, karena mereka akan beroleh kemurahan.
  6. Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah.
  7. Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah.
  8. Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga.
  9. Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat.
  10. Bersukacita dan bergembiralah, karena upahmu besar di sorga, sebab demikian juga telah dianiaya nabi-nabi yang sebelum kamu."

Buah Roh (Gal 5:22-23)

  1. Kasih
  2. Sukacita
  3. Damai sejahtera
  4. Kesabaran
  5. Kemurahan
  6. Kebaikan
  7. Kesetiaan
  8. Kelemahlembutan
  9. Penguasaan diri

Sabtu, 17 Juli 2010

Pengakuan Iman Nicea

“Aku percaya akan satu Allah, Bapa yang Maha Kuasa, Pencipta langit dan bumi dan segala sesuatu yang kelihatan dan tak kelihatan. Dan akan Tuhan Yesus Kristus, Putra Allah yang Tunggal, Ia lahir dari Bapa sebelum segala abad. Allah dari Allah, terang dari terang. Allah benar dari Allah benar. Ia dilahirkan, bukan dijadikan, sehakekat dengan Bapa, segala sesuatu dijadikan olehnya.Ia turun dari sorga untuk kita manusia, dan untuk keselamatan kita, dan Ia menjadi daging oleh Roh Kudus dari perawan Maria dan menjadi manusia.Ia pun disalibkan untuk kita waktu Pontius Pilatus, Ia wafat kesengsaraan dan dimakamkan. Pada hari ketiga Ia bangkit, menurut Kitab Suci. Ia naik ke sorga, duduk di sisi kanan Bapa. Ia akan kembali dengan mulia, mengadili orang yang hidup dan yang mati; Kerajaan-Nya takkan berakhir. Aku percaya akan Roh Kudus, Tuhan yang menghidupkan; yang berasal dari Bapa dan Putra, yang serta Bapa dan Putra disembah dan dimuliakan. Ia bersabda dengan perantaraan para nabi. Aku percaya akan Gereja yang satu, kudus, universal dan apostolik. Aku mengakui satu pembaptisan akan penghapusan dosa. Aku menantikan kebangkitan orang mati, dan kehidupan di dunia yang akan datang. Amin.”

Pengakuan Iman Rasuli

Aku percaya kepada Allah Bapa yang mahakuasa, Khalik langit dan bumi,
Dan kepada Yesus kristus, Anak-Nya yang tunggal, Tuhan kita,
Yang dikandung daripada Roh Kudus, lahir dari anak dara Maria,
Yang menderita sengsara dibawah pemerintahan Pontius Pilatus, disalibkan, mati dan dikuburkan, turun kedalam kerajaan maut,
Pada hari yang ketiga bangkit pula dari antara orang mati,
Naik ke sorga, duduk disebelah kanan Allah, Bapa yang mahakuasa
Dan akan datang dari sana untuk menghakimi orang yang hidup dan mati
Aku percaya kepada Roh Kudus;
Gereja yang kudus dan am; persekutuan orang kudus;
Pengampunan dosa;
Kebangkitan tubuh;
Dan hidup yang kekal.

Liturgi Baptisan (Calvin 1952)

Sakramen Baptisan

1542A,1545

Baptisan adalah tanda dan lambang. Melaluinya Tuhan kita menyatakan kepada kita hendak melakukan hal-hal ini: membuat kita terhisab umat-Nya dan ahli waris kerajaan-Nya; mengampuni segala dosa kita oleh pembasuhan yang telah dilakukan Yesus Kristus dalam darah-Nya; dan melahirkan kita kembali melalui penyucian oleh Roh-Nya. Maka Pelayan Gereja akan mengingati dan menasihati dengan tegas mereka yang membawa anaknya kepadanya untuk dibaptis, tentang perhambaan manusia yang sengsara dan tentang keadaan serta kedudukannya yang malang pada saat kelahirannya. Dan ia akan menjelaskan kepada mereka bahwa anak-anak kita menderita penyakit yang sama, dan sama sekali tidak mungkin disembuhkan dan pulih kembali kecuali dengan pertolongan obat yang menyelamatkan, yaitu Roh Allah, yang menerangi mereka. Karena itu, mereka perlu berdoa kepada Tuhan memohon agar Dia sudi membantu dan mendampingi anak ini, menjauhkannya dari hukuman kekal, dan membawa dia ke kehidupan kekal, sesuai dengan pemilihan-Nya yang hanya berdasarkan kemauan-Nya sendiri dan rahmat-Nya yang bebas. Untuk membantu Pelayan melakukannya dengan lebih mudah, [31] di sini kami mencantumkan kata-kata peringatan singkat yang mengandung pengajaran mengenai hal-hal tersebut.

1542A

Pertolongan kita adalah dalam nama Allah, yang telah menjadikan, dan seterusnya.

1542/5
TATA CARA PELAYANAN BAPTISAN

Perlu dicatat bahwa orang harus membawa anak untuk dibaptis pada hari Minggu, pada jam katekisasi, atau pada hari-hari lain pada waktu kebaktian,[1] agar Baptisan dilangsungkan di depan jemaat, mengingat bahwa Baptisan itu merupakan penerimaan khidmat ke dalam Gereja

Seusai kebaktian,[2] orang menghadapkan anak itu. Lalu Pelayan mulai berkata:

Pertolongan kita adalah dalam Nama Allah, yang telah menjadikan langit dan bumi. Amin.

Apakah Saudara menghadapkan anak ini dengan maksud agar dibaptis?

Mereka menjawab: Ya.

1542A, 1542/5

Pelayan: Tuhan kita memperlihatkan kepada kita betapa malang dan sengsara kita pada saat kita dilahirkan, ketika Dia berkata bahwa kita perlu dilahirkan kembali.[3] Sebab, bila kodrat kita perlu dibarui agar bisa masuk ke dalam Kerajaan Allah, hal itu menunjukkan betapa rusak dan terkutuk kodrat kita itu. Maka Dia mendorong kita agar kita merendahkan diri dan menyesali diri kita, dan dengan cara itu kita dipersiapkan-Nya untuk menginginkan dan memohon anugerah-Nya yang mampu menghapuskan seluruh kerusakan dan kutuk kodrat kita yang pertama. Sebab, kita tidak sanggup menerimanya, kecuali kalau kita lebih dulu menanggalkan seluruh kepercayaan pada kekuatan, hikmat, dan kebenaran kita sendiri, bahkan mencela apa saja yang ada dalam diri kami.

Akan tetapi, setelah memperlihatkan kemalangan kita, Dia juga menghibur kita dengan belas kasihan-Nya, karena Dia berjanji melahirkan kita kembali oleh Roh Kudus-Nya, sehingga kita menempuh kehidupan yang baru, yang bagi kita menjadi pintu masuk ke dalam Kerajaan-Nya. [32] Kelahiran kembali itu terdiri dari dua bagian. Yang pertama: kita harus menyangkal diri, dengan tidak lagi berbuat sesuai dengan akal budi kita, kesenangan kita, dan kemauan kita sendiri, tetapi menundukkan perasaan kita pada hikmat dan kebenaran Allah sehingga tertawan olehnya; kita harus mematikan apa saja yang datang dari diri kita dan dari daging kita; dan selanjutnya, kita harus mengikut terang Allah, untuk menyenangkan Dia dan mematuhi kehendak-Nya. Dia memperlihatkan hal itu kepada kita melalui Firman-Nya dan menuntun kita menuju ke situ oleh Roh-Nya. Penggenapan kedua hal itu terdapat dalam diri Tuhan kita Yesus. Kematian-Nya dan penderitaan-Nya mempunyai kekuatan dan keampuhan yang begitu besar, sehingga bila kita mendapat bagian di dalamnya maka kita seolah-olah dikuburkan bagi dosa,1 supaya keinginan daging kita dimatikan. Begitu pula, oleh kekuatan kebangkitan-Nya kita bangkit menempuh kehidupan yang baru, yang datang dari Allah, sebab Roh-Nya membimbing dan memerintah kita, untuk dalam diri kita melakukan perbuatan yang berkenan kepada-Nya. Akan tetapi, inilah pokok pertama dan utama keselamatan kita: oleh kemurahan-Nya Dia mengampuni semua kesalahan kita; Dia tidak memperhitungkannya kepada kita, tetapi menghapuskan ingatannya, supaya tidak lagi masuk hitungan dalam pengadilan-Nya. Semua anugerah-Nya itu dikaruniakan kepada kita bila Dia berkenan memasukkan kita ke dalam Gereja-Nya melalui Baptisan, sebab dalam sakramen itu dinyatakan-Nya kepada kita pengampunan segala dosa kita. Dengan maksud itu telah ditetapkanNya tanda air, agar bagi kita menjadi lambang hal ini: sebagaimana oleh unsur air kotoran jasmani dibersihkan, begitu pula Dia hendak mencuci dan menyucikan jiwa kita, agar tidak tampak lagi satu noda pun. Selain itu, baptisan itu menggambarkan pula pembaruan kita, yang, sebagaimana telah dikatakan, terletak dalam upaya mematikan daging kita, dan dalam kehidupan rohani, yang dihasilkannya dan dibangkitkannya dalam diri kita.

Dengan demikian, dalam Baptisan kita menerima anugerah dan berkat ganda dari Allah kita, asal saja kita tidak meniadakan kekuatan sakramen itu dengan sikap tidak tahu berterima kasih. Yaitu: di dalamnya kita memiliki kesaksian yang pasti bahwa Allah mau menjadi Bapa yang murah hati terhadap kita, dan sama sekali tidak memperhitungkan kesalahan serta pelanggaran kita kepada kita. Kedua, Dia akan mendampingi kita melalui Roh Kudus-Nya, agar kita sanggup berjuang melawan iblis, dosa, dan nafsu daging kita, hingga memperoleh kemenangan, yang membuat kita hidup dalam kebebasan Kerajaan-Nya, yang adalah Kerajaan kebenaran.

[33] Oleh karena kedua hal itu dilaksanakan dalam diri kita oleh anugerah Yesus Kristus, maka hakikat Baptisan itu dan kebenaran yang diungkapkan olehnya terdapat di dalam diri-Nya. Sebab, kita tidak memiliki pencucian selain darah-Nya, dan kita tidak memiliki pembaruan selain dalam kematian dan kebangkitan- Nya. Akan tetapi, sama seperti Dia memberitahukan segala kekayaan dan berkat itu melalui Firman-Nya, begitu pula semua itu.dibagikanNya kepada kita melalui sakramen-sakramen-Nya.

Akan tetapi, Allah kita yang baik tidak menganggap sudah cukup mengangkat kita menjadi anak-Nya dan menerima kita ke dalam persekutuan Gereja-Nya. Sebaliknya, Dia mau membentangkan anugerah-Nya lebih luas lagi atas diri kita, dengan berjanji bahwa Dia akan menjadi Allah kita dan keturunan kita turun-temurun sampai seribu angkatan.1 Karena itu, kendati anak-anak orang percaya termasuk keturunan Adam yang rusak, Dia tetap juga bersedia menerima mereka, oleh kekuatan perjanjian itu, dan menganggap mereka terhisab anak-anak-Nya. Sebab itu, dari semula dikehendaki-Nya agar dalam Gereja-Nya anak-anak menerima tanda sunat, yang olehnya pada waktu itu Dia tunjukkan apa saja yang dewasa ini diperlihatkan oleh Baptisan.2 Dan sebagaimana diperintahkan-Nya agar mereka disunat, begitu pula mereka dianggapNya anak-anak-Nya dan dikatakan-Nya bahwa Dia adalah Allah mereka, sama seperti Dia telah menjadi juga Allah nenek moyang mereka.

Maka itu, kini sama sekali tidak perlu diragukan bahwa anak-anak kita ini ahli waris kehidupan kekal yang telah dijanjikan-Nya kepada kita. Sebab, Tuhan Yesus telah turun ke bumi bukan untuk mengurangi anugerah Allah, BapaNya, melainkan untuk memperluas perjanjian keselamatan, yang waktu itu terbatas sehingga hanya mencakup umat Yahudi, hingga meliputi seluruh dunia. Karena itulah, Rasul Paulus berkata, Allah telah menguduskan mereka mulai waktu mereka masih dalam kandungan ibunya, untuk memisahkan dan membedakan mereka dari anak-anak orang-orang kafir dan tidak percaya. Oleh sebab itu, Tuhan kita Yesus Kristus telah menyambut anak-anak yang dibawa kepada-Nya, sebagaimana tertulis dalam pasal 19 Injil Matius, 'Lalu orang membawa anak-anak kecil kepada-Nya, 1545 supaya Dia meletakkan tangan-Nya atas mereka dan mendoakan mereka; akan tetapi murid-murid-Nya memarahi orang-orang itu. Tetapi Yesus berkata: Biarkanlah anak-anak itu, janganlah menghalang-halangi mereka datang kepada-Ku; sebab orang-orang yang seperti itulah [34] yang empunya Kerajaan Surga.'3 1542A, 1542/5 Dengan menyatakan bahwa merekalah yang empunya Kerajaan Surga, meletakkan tangan-Nya atas mereka, dan memohon anugerah Allah, Bapa-Nya bagi mereka, Dia mengajarkan kepada kita dengan cukup jelas, bahwa kita tidak boleh menghalangi mereka sehingga tidak termasuk Gereja-Nya. Maka kita mengikuti pedoman ini, dan menerima anak ini dalam Gereja-Nya, untuk membuatnya mendapat bagian dalam semua harta yang telah dijanjikan-Nya kepada orang-orang percaya milik-Nya. Dan lebih dulu kita menghadapkannya kepada-Nya melalui doa kita, ambil mengatakan semua dengan ikhlas dan rendah hati:

Tuhan Allah, Bapa yang abadi dan mahakuasa, oleh kemurahan-Mu yang tak terhingga Engkau telah berkenan berjanji kepada kami bahwa Engkau akan menjadi Allah kami dan anak-anak kami. Karena itu, kami berdoa memohon kepada-Mu agar Engkau berkenan meneguhkan anugerah itu dalam anak ini, yang diperanakkan oleh seorang ayah dan seorang ibu yang telah Kaupanggil menjadi warga Gereja-Mu. Kami menghadapkan dan mempersembahkannya kepada-Mu. Karena itu, sudilah Engkau menerimanya dalam lindungan-Mu, menyatakan bahwa Engkaulah Allah dan Penyelamatnya, dan mengampuni dosa turunan yang menjadi kesalahan seluruh keturunan Adam, serta kemudian menguduskan dia oleh Roh-Mu, agar ketika ia akil balig ia mengenal-Mu dan menyembah-Mu sebagai satu-satunya Allahnya, sambil memuliakan Engkau dalam seluruh kehidupannya, agar senantiasa memperoleh dari-Mu pengampunan segala dosanya. Dan agar ia dapat memperoleh semua anugerah itu, sudilah Engkau menerimanya masuk dalam persekutuan Tuhan kami Yesus, sehingga sebagai seorang anggota tubuh-Nya ia mendapat bagian dalam semua harta-Nya. Dengarkanlah kami, ya Bapa yang penuh belas kasihan, agar Baptisan yang kami layankan kepadanya sesuai dengan perintah-Mu menghasilkan buah dan kekuatannya, sebagaimana dinyatakan kepada kami oleh Injil-Mu:Bapa kami yang di surga, 1545 Dikuduskanlah nama-Mu, datanglah KerajaanMu, jadilah kehendak-Mu, di bumi seperti di surga. Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya, dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami, [35] dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami dari yang jahat. Amin.

1542A, 1545

Sesudah itu, Pelayan akan mengajukan pertanyaan ini kepada orangtua anak itu:

Apakah Saudara-saudara mau anak ini dibaptis dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus?

Mereka menjawab: Mau.

Pelayan:

1542A, 1542/5 Kita hendak menerima anak ini ke dalam persekutuan Gereja Kristen. Maka berjanjikah kamu untuk, bila ia cukup berumur untuk memahaminya, menyampaikan kepadanya ajaran yang diterima umum dalam umat Allah, yang ikhtisarnya tercantum dalam Pengakuan Iman yang kita semua miliki:

Aku percaya kepada Allah Bapa, 1545 Yang mahakuasa, Khalik langit dan bumi. Dan kepada Yesus Kristus, Anak-Nya yang tunggal, Tuhan kita, yang dikandung dari Roh Kudus, lahir dari anak dara Maria, yang menderita di bawah pemerintahan Pontius Pilatus, disalibkan, mad dan dikuburkan, turun ke dalam kerajaan maut, pada hari yang ketiga bangkit pula dari antara orang mati, naik ke surga, duduk di sebelah kanan Allah, Bapa Yang Mahakuasa, dan akan datang dari sana untuk menghakimi orang yang hidup dan yang mati. Aku percaya kepada Roh Kudus. Aku percaya adanya Gereja (Kristen) yang kudus dan am, persekutuan orang kudus, pengampunan dosa, kebangkitan daging, dan hidup yang kekal. Amin.

1542,1545 Artinya sebagai berikut. Kita mengaku memiliki satu Allah yang esa. Dia kita sembah, dan kepada Dia kita mempersembahkan segala puji-pujian dan kemuliaan. Hanya Dialah yang kita seru dalam segala keperluan kita; hanya kepada Dialah kita ucapkan syukur atas segala kebaikan yang kita terima. Selanjutnya, bahwa di dalam satu Zat ilahi yang esa kita mengenal Bapa dan Anak dan Roh Kudus. Begitu pula, bahwa kita menerima sebagai kebenaran yang pasti riwayat sejarah yang tertulis dalam Kitab Injil mengenai dikandungnya Yesus Kristus, kelahiran, kematian, dan kebangkitan-Nya, serta kenaikanNya ke surga. Dan bahwa orang harus menantikan kedatangan-Nya sebagai Hakim seluruh dunia. Dan karena seluruh perbuatan dan penderitaan-Nya bagi kita tidak boleh sia-sia dan tidak bermanfaat, maka perlulah kita menganggap pokok keselamatan kita dan semua [36] bagiannya terletak dalam hal-hal tersebut di sin. Juga, bahwa oleh anugerah dan kekuatan Roh Kudus kita diberi bagian dalam Yesus Kristus dan segala harta-Nya. Karena itu, kita menambahkan bahwa kita percaya adanya Gereja Yang Kudus, sebab Allah membuat kita lahir kembali, oleh Roh-Nya, di dalam Gereja-Nya, melalui pelayanan Firman-Nya dan sakramen-sakramen-Nya. Juga, bahwa kita berharap Allah karena belas kasihan-Nya senantiasa mengampuni kesalahan semua anggota Gereja-Nya, dan memelihara serta melindungi mereka hingga kebangkitan yang berbahagia, yang bagi mereka menjadi pintu masuk ke dalam kehidupan kekal.

1542A Dan hendaklah kamu memperkenalkan pula kepadanya ajaran kudus Tuhan kita, dan menyampaikan kepadanya hukum-Nya yang kudus sambil mengajarkan kepadanya hukum-hukum yang telah diberikan-Nya kepada Musa disertai perintah meneruskannya kepada umat-Nya. Kata-kata 'Aku Tuhan Allahmu, yang' dan seterusnya mengungkapkan keinginan-Nya agar tiap-tiap orang memegangnya.

1542/5 Jadi, kamu berjanji hendak berupaya menyampaikan kepadanya seluruh ajaran kudus ini, dan pads umumnya segala sesuatu yang tercantum dalam Kitab Suci Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, sehingga ia menerimanya se bagai Firman Allah yang pasti, yang furan dari surga. Juga, hendaklah kamu menasihai dia agar hidup sesuai dengan Pedoman yang telah diberikan kepada kita oleh Tuhan dalam hukum-Nya, yang dapat dirangkumkan dalam kedua pokok ini: kita harus mengasihi Allah dengan segenap perasaan kita dan dengan segenap hati kita dan dengan segenap kekuatan kita, dan sesama kita manusia seperti diri kita sendiri.' 1542A Hendaklah kamu juga mengajar dia selaku seorang Kristen yang sejati menyangkal diri dan meninggalkan segala sesuatu untuk mengikut 1542A, 1545 Yesus, Anak-Nya, sambil memikul salib-Nya, artinya kesusahan dan siksaan yang akin didatangkan atas dirinya oleh Tuhan kita, sehingga seluruh hidupnya dibaktikan kepada kehormatan Allah dan pembangunan Gereja-Nya. Karena itu, hendaklah kainu memperingatkan dia dan menasihati dia, dan menghukum dia bila ia bersalah, sebagaimana tiap-tiap orang wajib melakukan terhadap sesamanya orang Kristen, sehingga ia dibesarkan dalam ajaran kudus dari Allah. Hendaklah kamu berjanji begitu. Dan mereka menjawab: Kami berjanji.

1542/5 [37] Begitu pula, sesuai dengan nasihat-nasihat yang telah diajukan-Nya melalui para Nabi dan Rasul-Nya, hendaklah ia menyangkal dirinya dan nafsunya sendiri serta mengabdikan dirinya kepada kemuliaan Nama Allah dan Yesus Kristus, dan pembangunan sesamanya manusia.

1542A

Dengarkanlah Injil mengenai Cara membawa anak-anak kepada Tuhan kita menurut Mat 19.

Anak-anak kecil dibawa kepada Yesus Kristus, supaya Dia meletakkan tanganNya atas mereka dan mendoakan mereka. Akan tetapi, murid-murid-Nya memarahi orang-orang itu. Tetapi Yesus berkata, 'Biarkanlah anak-anak itu, janganlah menghalang-halangi mereka datang kepada-Ku; sebab orang-orang seperti itulah yang empunya Kerajaan Surga. Lalu Dia meletakkan tangan-Nya atas mereka dan mendoakan mereka.

Melalui nas itu benar-benar jelaslah bahwa Allah tidak menolak anak-anak kecil, sebab Dia Penyelamat mereka. Maka kita mempersembahkan anak ini kepada-Nya sejauh kita sanggup melakukannya, sambil menerimanya dalam Gereja yang lahiriah dan menganggapnya sebagai anggota Gereja itu.

Apakah kamu ingin supaya anak ini dibaptis? Orangtua akan menjawab: Ingin. Pelayan: Berilah dia nama. Orangtua: N.

1542/5

Setelah orangtua mengucapkan janji, orang memberi nama kepada anak itu, lalu Pelayan membaptisnya.

1542A,1542/5 Sesudah itu, Pelayan akan membaptis dia dengan memercikkan air murni tanpa tambahan apa pun pada kepalanya sambil berkata: [38] Dalam Nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus.[1]

S 1542A, 1545
Selanjutnya Pelayan mengatakan lagi:

Sudilah Tuhan, Allah kita, karena rahmat dan kebaikan-Nya, membuat anak ini, yang telah diciptakan-Nya dan dibentuk-Nya menurut gambar dan rupaNya, menjadi seorang anggota tubuh Yesus Kristus, Anak-Nya, yang menghasilkanbuah yang layak bagi seorang anak Allah. Amin. Allah menyertai kamu untuk selama-lamanya.

Liturgi Perjamuan Kudus (Calvin 1952)

Perayaan Sakramen Perjamuan Kudus

1542A, 1545

Ekaristi adalah upacara yang membuat orang mengambil bagian dalam tubuh dan darah Tuhan, demikianlah kesaksian Rasul Paulus. Orang harus mengambilnya dengan maksud agar kita semakin berdiam dan hidup dalam Kristus, dan Dia semakin hidup dan berdiam dalam diri kita. Karena itu, bila kita merayakan Perjamuan Kudus itu kita seharusnya melakukan segala sesuatu dengan cara yang membuat kita makin lama makin ingin hidup dan berdiam dalam Kristus (artinya, makan daging dan minum darah Tuhan), dan menerima makanan serta minuman itu dengan hasil dan rasa keagamaan yang semakin besar. Jadi, semestinya orang menetapkan dan mengatur acara ini begitu rupa, sehingga rakyat diajar dan dinasihati semestinya betapa perlu bagi mereka sering mengambil bagian dalam daging dan darah Tuhan, dan betapa besarnya harta yang kita peroleh dari perbuatan mengambil bagian di dalamnya dan mengecapnya.

Dari hal itu kita menarik beberapa kesimpulan. Pertama, Perjamuan boleh disuguhkan hanya kepada mereka yang mampu dan yang sangat ingin menerima daging dan darah Tuhan, dan yang telah hidup di dalam Tuhan, sedangkan Tuhan hidup dalam diri mereka; yang juga ingin supaya kehidupan yang dari Kristus itu semakin ditambahkan dan ditumbuhkan dalam diri mereka (sebab dalam Perjamuan Kudus ini orang diberi bagian dalam tubuh dan darah Kristus agar kita hidup seluruhnya di dalam Dia dan Dia dalam diri kita). Karena itu, mereka yang membagi-bagikan rahasia-rahasia Allah dengan baik dan setia, perlu mengetahui (sejauh kasih Kristen dan agama menuntut cara pelayanan yang suci ini2) bahwa mereka yang hendak disuguhi Perjamuan Tuhan telah dimasukkan menjadi anggota tubuh Tuhan Kristus melalui Baptisan dan bahwa mereka itu anggota-anggota-Nya yang sejati dan hidup, serta lapar akan santapan kehidupan kekal dan haus akan minuman kudus ini. Yang lain-lain tidak dapat mengambil bagian dalam sakramen itu kecuali dengan mendatangkan hukuman atas diri mereka; sebab itu mereka patut dijauhkan dari Perjamuan Kudus (sebagaimana telah diperintahkan dalam Gereja Lama) oleh diaken. Maka mereka yang belum mendapat pelajaran lengkap mengenai iman Kristen, dan orang-orang jahat, dan mereka yang sedang menjalani masa penyesalan dan belum diterima kembali, harus keluar dari gereja. Karena itu, Tuhan kita juga telah menyuguhkan Perjamuan yang pertama hanya kepada beberapa [40] murid-Nya yang terpilih. Sebab barang yang kudus tidak boleh diberikan kepada anjing,' dan santapan kehidupan kekal tidak boleh disuguhkan kepada mereka yang sama sekali tidak lapar.

Oleh karena itu, Perjamuan Tuhan hanya boleh dilayankan kepada mereka yang dikenal dan diuji (sebagaimana telah dikatakan) dengan ukuran kasih dan iman, yang memang perlu orang miliki dalam pelayanan yang kudus ini. Pelayanannya memerlukan juga pengakuan dengan mulut, sedangkan dalam tingkah laku kita tidak boleh ada apa-apa yang bertentangan dengan pengakuan itu. Jadi, para pelayan bertindak suci dan dengan cara yang layak pelayanan mereka dan martabat pelayanan itu, kalau mereka tidak menerima seorang pun pada sakramen-sakramen kecuali yang telah diuji dan diajarkan sebelumnya.

Tambahan lagi (sebab makanan dan minuman kehidupan kekal ini hanya boleh dilayankan kepada mereka yang amat menginginkannya) kita menyimpulkan bahwa bila Perjamuan dilayankan kepada orang banyak maka dalam acaranya mereka harus diperingatkan dengan berbagai cara agar mereka mengetahui dan merasa betapa perlu mereka menarik manfaat dari pembagian Kristus itu, dan harta-harta apa dipersembahkan kepada mereka dalam pembagian itu.Oleh karena itu, sebaiknya kita memulai perayaan misteri Perjamuan dengan pengakuan dosa-dosa kita, dan menambahkan pelajaran Hukum dan Injil, disertai mazmur-mazmur. Maksudnya agar melalui pengakuan dosa-dosa kita itu dan melalui penjelasan mengenai Hukum ilahi (yang menetapkan hukuman dalam dunia ini dan hukuman kekal atas dosa-dosa, dan memberikan harta-harta dunia ini dan dunia yang akan datang hanya kepada orang baik) dalam diri kita ditimbulkan pengetahuan dan kesadaran yang lebih besar mengenai dosa-dosa itu, dan mengenai hukuman kekal yang patut kita terima karena dosa-dosa itu. Sebab, bila kita memperhatikan betapa tidak hanya beberapa perbuatan kita, tetapi seluruh kehidupan kita bertentangan dengan hukum Allah, dan betapa besarnya kuasa dosa dalam daging kita, sehingga yang baik yang kita kehendaki tidak kita perbuat, tetapi yang jahat yang kita benci,' maka hal itu membuat kita menyadari betapa perlu kita semakin mendapat bagian dalam daging dan darah Tuhan. Hanya dalam daging dan darah Kristus itu terdapat kebenaran dan hidup, sebab dalam daging dan darah kita tidak ada sesuatu yang baik,' sehingga tidak mungkin daging dan darah itu mendapat bagian dalam Kerajaan Allah.

Maka sepatutnya dalam Perjamuan Kudus, selain pengakuan dosa, orang berdoa memohon pengampunan dosa itu, membacakan dan menjelaskan [41] hukum ilahi, dan menyanyikan mazmur-mazmur yang isinya membesarkan keagungan Allah, menjelaskan Hukum, dan memohon pengampunan dari Allah. Akan tetapi, melalui pemberitaan Injil kita mengetahui bahwa Yesus Kristus, Tuhan kita, Allah sejati dan manusia sejati, telah melunasi dosa-dosa kita di kayu salib di hadapan Allah, Bapa-Nya, dengan mempersembahkan korban tubuh dan darah-Nya, dan berkenan memberi kita hidup dalam diri-Nya dan Dia dalam diri kita dengan cara kita mengambil bagian di dalamnya.

Maka itu, melalui pemberitaan Injil itu kita menyadari juga keistimewaan harta-harta yang ditawarkan kepada kita bila kita diberi mengambil bagian dalam daging dan darah Tuhan. Pertama, kita dibuat yakin tentang pengampunan dosa kita, dan merasa pasti telah menerima anugerah Sang Bapa, yang telah mengangkat kita menjadi anak-Nya dan ahli waris-Nya oleh Anak-Nya, dengan mengampuni semua kesalahan kita, baik yang turun-temurun maupun yang telah kita lakukan sendiri, dan karena kemurahan-Nya yang besar mengampuni segala dosa kita tiap-tiap kali kita menyakiti hati-Nya tetapi dengan rendah hati meminta maaf. Sebab itu, kita berserah kepada kerelaan dan pemeliharaanAllah yang bagaikan seorang bapa, dan dalam segala kesusahan menyeru Dia dengan tekad yang sebesar-besarnya seraya memohon segala harta dari-Nya.

Selanjutnya, kita dibuat yakin bahwa, sebab Yesus Kristus adalah kebenaran dan hidup dalam diri-Nya sendiri dan hidup bagi Bapa 1542A yang telah mengutus Dia, Dia memberikan juga kehidupan dari Allah kepada orang-orang milik-Nya, kehidupan yang berbahagia dan kekal, supaya mereka hidup di dalam Dia dan Dia dalam mereka. Kita belajar juga yang ini, bahwa oleh pemberian daging dan darah Yesus Kristus kita memiliki dengan semakin berlimpah-limpah kehidupan dan kebenaran dari Allah, yaitu segala kebahagiaan. Sebab, makin Dia memberi kita kelimpahan hidup dalam diri-Nya dan Dia di dalam kita (kita yang di luar itu sama sekali tidak memiliki kebaikan apa-apa dalam diri kita), makin dilimpahkan kepada kita kehidupan-Nya, yang adalah kehidupan dari Allah, kebenaran, dan kebahagiaan. 1545 Demikianlah kita benar dalam Yesus Kristus dan menempuh kehidupan baru oleh Yesus Kristus itu.

1542A. 1545

Maka, agar kita memperhatikan hal-hal itu dengan lebih cermat dan agar kita lebih bersemangat serta lebih rindu akan menerima santapan dan aminuman kehidupan kekal yang kudus ini, kita sebaiknya menambahkan, selain mazmur-mazmur dan nyanyian-nyanyian syukur, pembacaan Injil, pengakuan iman, dan korban persembahan yang kudus. Acara itu menjelaskan apa yang telah diberikan kepada kita di dalam Kristus, dan apa, serta berapa besarnya, [42] harta yang kita terima melalui pemberian daging dan darah-Nya. Begitu pula, acara tersebut merupakan peringatan bagi kita agar kita menghargai harta itu dengan semestinya dan memuji-mujinya dengan pujian sejati serta pengucapan syukur yang berkobar-kobar, dan juga berbuat begitu rupa sehingga dipuji dan dinilai berharga oleh orang-orang lain. Tidak dengan sembarangan kami menyebut korban persembahan itu di samping hal-hal yang telah kami katakan sebelumnya. Sebab, bilamana (didorong dan digugah oleh pembacaan dan penjelasan Injil dan pengakuan iman kita yang orang ikrarkan sesudahnya) kita mengingat-ingat bahwa Yesus Kristus telah diberikan kepada kita oleh kebaikan tak terhingga Bapa di surga, dan bersama-sama Dia segala sesuatu, yaitu pengampunan dosa, perjanjian keselamatan abadi, kehidupan dan kebenaran dari Allah, dan akhirnya semua hal yang patut didambakan yang ditambahkan kepada anak-anak Allah, artinya kepada mereka yang mencari Kerajaan Allah dan kebenarannya' - maka dengan cukup beralasan kita mempersembahkan diri dan sama sekali tunduk kepada Allah Bapa dan kepada Tuhan kita Yesus Kristus sebagai tanda syukur atas harta yang begitu banyak dan begitu besar. Dan kita memberi kesaksian tentangnya dengan mempersembahkan korban dan pemberian kudus (sebagaimana dituntut oleh kasih Kristen), yang dipersembahkan kepada Yesus Kristus dan kepada orang-orang kecil milik-Nya, yakni kepada mereka yang lapar, yang haus, yang telanjang, orang asing, orang sakit, orang yang ditahan dalam penjara.' Sebab semua orang yang hidup di dalam Kristus dan yang memiliki Dia, yang hidup di dalam mereka, berbuat dengan rela apa yang diperintahkan kepada mereka oleh Hukum. Dan yang diperintahkan oleh Hukum ialah agar orang tidak tampil di hadapan Allah tanpa membawa korban persembahan.' Hal itu ditunjukkan pula kepada kita oleh kenyataan bahwa tidak seorang pun menyatakan tunduk pada tuannya yang jasmani atau pada orang yang telah berbuat baik terhadap dirinya tanpa tanda terima kasih, yang dilakukan dengan cara memberikan persembahan.

Ketiga, karenanya kita wajib juga berdoa memohon keselamatan bagi semua orang (dengan cara itu hidup Yesus Kristus harus dikobarkan dan semakin dikuatkan dalam diri kita). Tetapi, kehidupan Kristus ialah tahu mencari dan menyelamatkan apa yang sesat dan lalang. Maka dengan cukup beralasan kita mendoakan orang dari semua golongan. Dan sebab kita sungguh-sungguh menerima Yesus Kristus dalam sakramen ini, dengan cukup beralasan kita menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran di dalam Perjamuan Kudus ini seraya menerima Ekaristi dengan ketakwaan yang besar, dan menyelenggarakan seluruh misteri ini dengan puji-pujian serta pengucapan syukur.

Maka dengan demikian seluruh cara dan aturan pelayanan Perjamuan kita kenal melalui sifat dan penetapan Perjamuan, yang juga sesuai dengan pelayanannya dalam Gereja Lama, yaitu Gereja para rasul, para martir, dan [43] bapa-bapa yang suci. Hal ini juga sesuai dengan mereka, yaitu bahwa dalam pelayanan semua sakramen kita memakai bahasa yang lazim, bahasa rakyat. Sebab, segala hal yang dikatakan dan dilakukan merupakan milik semua orang yang hadir, dan harus meneguhkan serta membangkitkan iman kita, dan mengobarkan kerinduan akan Allah dalam segala hal. Karena itu, bila kami mendorong orang banyak agar mereka mempersiapkan diri baik-baik sebelum mendatangi perjamuan suci itu, kami selalu mengajar dan memperingatkan mereka tentang keempat hal ini.

Pertama, bahwa disebabkan dosa Adam dan dosa-dosa kita sendiri kita binasa, sehingga dalam seluruh kodrat dan daging kita tidak ada apa pun yang baik. Sebab itu, daging dan darah kita tidak mungkin mewarisi Kerajaan Allah. Maka itu, kita harus digugah agar menyadari dosa kita dan membenahi kehidupan kita yang jahat, agar kita mengaku pelanggaran-pelanggaran kita dengan tulus ikhlas dan meminta agar perbuatan itu diampuni.

Kedua, bahwa hanya karena jasa Yesus Kristus dosa kita dapat diampuni; Dia telah memperoleh pengampunan itu dari Bapa dengan kematian-Nya dan penumpahan darah-Nya yang berharga. Dia juga yang membangkitkan kebenaran-Nya dalam diri kita, bila Dia membuat kita hidup di dalam Dia, dan Dia hidup dalam diri kita.

Ketiga, bahwa Kristus menyerahkan diri-Nya sendiri dalam sakramen Perjamuan ini. Sebab, tatkala memberikan roti dan anggur dikatakan-Nya: Ambillah, makanlah, sebab inilah tubuh-Ku, dan seterusnya. Jadi, Dia benar-benar menyuguhkan tubuh-Nya bersama roti, dan darah-Nya bersama cawan. Mengapa? Demi pengampunan dosa dan peneguhan perjanjian baru. Sebab Dia berkata, 'yang diserahkan bagi kamu'. Dan sesudah itu, 'yang ditumpahkan bagi kamu untuk pengampunan dosa'. Dan sesudah itu lagi, 'Inilah perjanjian baru, perjanjian anugerah yang abadi, supaya Allah menjadi Bapa yang murah hati bagi kita oleh Yesus Kristus, dan kita menjadi anak-anak-Nya'. Jadi, Yesus Kristus memberikan diri dalam sakramen ini supaya Dia hidup dalam diri kita dan kita dalam diri-Nya, dan supaya olehnya kita diyakinkan tentang pengampunan dosa kita karena Dia, dan tentang peneguhan perjanjian baru yang membuat kita menjadi anak Allah, dan Allah menjadi Bapa kita. Jadi, satu keturunan, satu roh, satu kodrat. Dan semua yang masih kurang akan ditambahkan oleh Tuhan Yesus Kristus. Sebab itu, seharusnya kita tidak memperhatikan pelayannya atau hal-hal lahiriahnya, tetapi sabda Yesus Kristus, perbuatan-Nya, dan kuasa-Nya, supaya kita tidak meragukan bahwa melalui sakramen itu Yesus memberi kita tubuh-Nya dan darah-Nya agar kita hidup di dalam Dia dan Dia dalam kita, dengan meyakinkan kita bahwa oleh-Nya kita memiliki penghapusan tuntas segala dosa kita dan [44] peneguhan anugerah Bapa surgawi serta perjanjian kekal, bahwa kita adalah anak-anak Allah, yang adalah Bapa kita, dan bahwa kita diberi-Nya semua harta.

Di sini diberikan dua hal. Yang pertama termasuk perkara bumi, yakni roti dan anggur. Yang kedua bersifat surgawi, yaitu persekutuan dengan Kristus, yakni tubuh dan darah-Nya. Kedua hal itu diberikan kepada kita karena dua alasan: demi pengampunan dosa, dan untuk menambahkan kehidupan Kristus dalam diri kita, artinya peneguhan perjanjian baru.

Akhirnya, kami mengajar bahwa seharusnya di sini kita mengucap syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas berkat-berkat yang besar itu dengan hati, dengan perkataan, dan dengan perbuatan, dan memuji-muji serta mengagungkan peringatan akan Yesus Kristus dan semua berkat-Nya, yaitu penjelmaan-Nya menjadi manusia, penderitaan-Nya, kebangkitan-Nya, kenaikan-Nya ke surga, pengutusan Roh Kudus, kedatangan-Nya untuk menghakimi dunia; akhirnya segala sesuatu yang dilakukan-Nya bagi kita dan dikerjakan-Nya dalam diri kita.

Oleh karena itu, dalam hal Perjamuan seharusnya kita menanggalkan semua percakapan yang tidak bersungguh-sungguh dan semua pertengkaran mulut, dan terutama melakukan dan mencari apa yang dikatakan di atas ini. Dengan demikian kita menyadari betapa perlu Kristus hidup dalam diri kita dan kita di dalam Dia, dan percaya bahwa dalam sakramen ini Dia memberikan diri-Nya kepada kita supaya kita hidup dalam diri-Nya, dan Dia di dalam kita, supaya Dia memperoleh pengampunan dosa-dosa kita dan mewujudkan kehidupan Allah dalam diri kita, dan juga supaya diampuni-Nya tiadanya kebaikan, yang sama sekali tidak ada pada kita. Maka inilah tujuan dan hal utama dalam seluruh misteri Perjamuan ini: kita hidup dalam Kristus, dan Dia dalam diri kita. Semoga hal itu dianugerahkan kepada kita oleh Bapa surgawi, melalui Kristus. Amin.

1542/5

Perlu dicatat, bahwa pada hari Minggu menjelang perayaan Perjamuan perayaannya harus diberitahukan kepada rakyat. Maksudnya, pertama, agar tiap-tiap orang mempersiapkan diri untuk menerimanya dengan cara yang layak, dan dengan rasa hormat yang patut. Kedua, agar orang tidak membawa anak-anak kecuali kalau mereka ini telah diajar baik dan mengikrarkan pengakuan imannya di dalam gereja. Ketiga, agar, bila ada orang dari luar, yang belum mendapat pelajaran dan tidak berpengetahuan, mereka ini datang ke depan agar diberi pelajaran khusus. Pada hari Perjamuan diadakan, Pelayan menyinggungnya pada akhir khotbah, atau, jika perlu, memberi khotbah yang keseluruhannya mengenai hal itu, untuk menjelaskan kepada orang banyak apa yang dimaksud dan ditunjukkan oleh Tuhan kita dengan rahasia itu, dan bagaimana kita harus menerimanya. [45]

1542A, 1445

Pada hari Perjamuan, sesudah doa-doa biasa, orang menyanyikan Pengakuan Rasuli, sementara Pelayan mempersiapkan roti dan anggur di meja. Sesudah itu, Pelayan berdoa dengan memakai cara yang berikut:

Sebab kita telah mengikrarkan pengakuan iman kita untuk menyatakan bahwa kita anak-anak Allah, kita pun berharap Dia akan mengabulkan permohonan kita bagaikan seorang bapak yang baik, dan hendak berdoa kepada-Nya sebagaimana Dia telah mengajarkannya kepada kita:

Bapa kami yang di surga, dst.

Tuhan kami Yesus Kristus tidak hanya satu kali saja mempersembahkan tubuh dan darah-Nya kepada-Mu di kayu salib, demi pengampunan dosa kami, tetapi juga hendak membagi-bagikannya kepada kami agar menjadi santapan yang memberi kehidupan kekal. Karena itulah, anugerahkanlah kepada kami agar kami menerima pemberian dan berkat yang begitu besar ini dari-Nya dengan kesungguhan hati dan dengan semangat yang berkobar-kobar. Buatlah supaya dengan iman teguh kami menerima tubuh dan darah-Nya, Dia seluruhnya, sebab Dia, yang adalah Allah sejati dan manusia sejati, benar-benar merupakan roti dari surga, yang menghidupkan kami, supaya kami tidak lagi hidup dalam diri kami sendiri, menurut kodrat kami yang sama sekali rusak dan jahat, tetap Dia hidup dalam diri kami, untuk menuntun kami menuju ke kehidupan yang suci, bahagia, dan kekal. Berilah juga agar kami benar-benar mendapat bagian dalam Perjanjian yang baru dan abadi, yaitu Perjanjian Anugerah, dengan kepastian dan keyakinan bahwa Engkau berkenan untuk selama-lamanya menjadi Bapa yang murah hati bagi kami, tidak memperhitungkan kesalahan kami kepada kami, dan melengkapi kami, sebagai anak-anak serta ahli waris yang kekasih, dengan segala hal yang kami butuhkan, baik untuk tubuh maupun untuk jiwa kami, supaya kami dengan tiada henti-hentinya memuliakan Engkau dan mengucap syukur kepada-Mu, dan membesarkan nama-Mu dengan perbuatan dan perkataan. Maka berilah, ya Bapa di surga, agar dengan cara itulah pada hari ini kami merayakan peringatan yang berbahagia akan Anak-Mu yang kekasih, menjalani latihan di dalamnya, dan memberitakan berkat kematianNya, supaya kami kembali memperoleh pertumbuhan serta penguatan [46] dalam iman dan dalam segala hal yang baik, serta menyebut Engkau dengan kepercayaan yang semakin teguh Bapa kami, dan bermegah di dalam Engkau.

1545 Oleh Yesus Kristus, Anak-Mu, Tuhan kita. Atas nama-Nya kami berdoa kepada-Mu sebagaimana diajarkan-Nya kepada kami:

Bapa kami yang di surga, dst.

1542

Selanjutnya, sesudah melakukan doa-doa dan pengakuan iman, ia berkata dengan suara nyaring, untuk menyatakan atas nama orang banyak bahwa mereka semua hendak hidup dan mati dalam ajaran dan agama Kristen:

1542A, 1542/5

Pelayan. Marilah kita mendengar bagaimana Yesus Kristus telah menetapkan bagi kita Perjamuan Kudus-Nya, menurut riwayat Rasul Paulus dalam pasal kesebelas Suratnya yang pertama kepada jemaat di Korintus. 'Aku telah menerima dari Tuhan', katanya, 'apa yang telah kuteruskan kepadamu, yaitu bahwa Tuhan Yesus, pada malam waktu Dia diserahkan, mengambil roti dan sesudah itu Dia mengucap syukur atasnya; Dia memecah-mecahkannya dan berkata: Inilah tubuh-Ku, yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku! Demikian juga Dia mengambil cawan, sesudah makan, lalu berkata: Cawan ini adalah perjanjian baru yang dimeteraikan oleh darahKu; perbuatlah ini, setiap kali kamu meminumnya, menjadi peringatan akan Aku! Sebab setiap kali kamu makan roti ini dan minum cawan ini, kamu memberitakan kematian Tuhan sampai Ia datang. ""'Tetapi, barang siapa dengan cara yang tidak layak makan roti atau minum cawan Tuhan, ia berdosa terhadap tubuh dan darah Tuhan. Karena itu hendaklah tiap-tiap orang menguji dirinya sendiri dan baru sesudah itu ia makan roti dan minum dari cawan itu. Karena barang siapa makan dan minum tanpa mengakui tubuh Tuhan, ia mendatangkan hukuman atas dirinya.'1

Kita telah mendengar, Saudara-saudara, dengan cara apa Tuhan kita mengadakan Perjamuan di tengah-tengah murid-murid-Nya. Dengannya Dia memperlihatkan kepada kita bahwa orang-orang luar dan mereka yang tidak termasuk kumpulan [47] orang-orang percaya milik-Nya tidak boleh diterima di dalamnya. Karena itu, dengan memegang aturan itu, atas Nama dan dengan kuasa Tuhan kita Yesus Kristus, saya mengucilkan semua penyembah berhala, orang yang menghujat Allah, yang menghina Allah, orang sesat dan semua orang yang mendirikan bidat dengan maksud mematahkan kesatuan Gereja, semua orang yang mengucap sumpah palsu, mereka yang mendurhaka terhadap bapak dan ibunya serta terhadap atasannya, semua orang pemberontak, pembangkang, yang suka bertengkar, yang mencari gara-gara, yang berzina, cabul, pencuri, perampok, orang kikir, pemabuk, serakah, dan semua orang yang cara hidupnya bejat dan menimbulkan kehebohan, sambil menyatakan kepada mereka bahwa mereka harus menjauhi Meja kudus ini agar jangan menodai dan mencemarkan makanan kudus yang oleh Tuhan kita Yesus Kristus hanya diberikan kepada warga-Nya, orang yang percaya kepada-Nya.

Oleh karena itu, baiklah tiap-tiap orang, sesuai dengan nasihat Rasul Paulus, menguji hati nuraninya dengan maksud mengetahui apakah ia benar-benar menyesali kesalahannya dan merasa tidak senang karena dosanya, serta ingin untuk seterusnya hidup suci dan menurut kehendak Allah. Terutama juga apakah ia menaruh kepercayaan pada kemurahan Allah, dan mencari keselamatannya seluruhnya dalam Yesus Kristus, serta.berniat dan berani hidup rukun dan dalam kasih persaudaraan dengan sesamanya, sambil menanggalkan seluruh permusuhan dan rasa dendam.

Jika kita merasakan kesaksian itu dalam hati di hadapan Allah, kita tidak usah meragukan bahwa Allah mengakui kita sebagai anak-anak-Nya dan Tuhan Yesus menyapa kita untuk mengajak kita ikut dalam Meja-Nya dan menghidangkan kepada kita sakramen kudus ini, yang telah diberikan-Nya pula kepada para murid-Nya.

Memang, kita merasakan dalam diri kita banyak kelemahan dan kemalangan. Kita tidak memiliki iman yang sempurna, tetapi cenderung kurang percaya dan tidak tetap hati; kita tidak membaktikan diri seutuhnya dan dengan semangat yang seharusnya untuk melayani Allah, tetapi tiap-tiap hari terpaksa bergumul dengan nafsu-nafsu daging kita. Meskipun demikian, Tuhan kita telah menganugerahkan kepada kita karunia ini: Injil-Nya tertera dalam hati kita, sehingga kita dapat bertahan terhadap segala ketidakpercayaan, dan Dia telah memberi kita keinginan dan kesediaan mengingkari semua keinginan kita sendiri dan mengikuti kebenaran-Nya serta perintah-perintah-Nya yang kudus. Karena itu, marilah kita semua yakin bahwa kejahatan dan kekurangan yang masih tinggal dalam diri kita tidak mencegah Dia menyambut kita dan membuat kita layak mendapat bagian dalam Meja rohani ini. Sebab, kita tidak mendatangi Meja itu dengan maksud menyatakan bahwa kita sempurna dan benar dalam diri kita sendiri. Sebaliknya, dengan mencari kehidupan kita dalam Yesus Kristus, kita mengakui bahwa kita berada di tengah maut. Maka marilah kita memahami kedua hal ini. Sakramen ini merupakan obat bagi orang sakit yang malang. Dan manakala Tuhan kita menuntut agar kita layak, yang dimaksud-Nya hanya agar kita sungguh-sungguh mengenal diri kita sendiri, sehingga [48] kita merasa tidak senang karena kejahatan kita dan menaruh seluruh sukacita, kegembiraan, dan kesenangan dalam diri-Nya seorang.

Maka itu, marilah kita, pertama, mempercayai janji janji-Nya, yang oleh Yesus Kristus, Kebenaran yang tidak dapat sesat, telah diucapkan dengan mulut-Nya sendiri. Dia hendak membuat kita benar-benar mendapat bagian dalam tubuh-Nya dan darah-Nya, supaya kita memiliki Dia seluruhnya, begitu rupa, sehingga Dia hidup dalam diri kita, dan kita dalam diri-Nya. Benar, kita hanya melihat roti dan anggur. Akan tetapi, janganlah hendaknya kita meragukan kenyataan ini: Dia mewujudkan dalam jiwa kita dengan cara rohani apa yang diperlihatkan-Nya kepada kita secara lahiriah melalui tanda-tanda yang kelihatan ini. Artinya, Dialah roti dari surga, yang mengenyangkan kita dan memberi makan kita untuk kehidupan kekal. Begitu pula, janganlah hendaknya kita tidak tahu berterima kasih atas kemurahan tak terhingga Juruselamat kita, yang memamerkan seluruh kekayaan dan harta-Nya di Meja ini, untuk membagi-bagikannya kepada kita. Sebab, dengan memberikan diri kepada kita, Dia menyatakan bahwa seluruh milik kepunyaan-Nya merupakan kepunyaan kita pula. Karena itu, marilah kita menerima sakramen ini sebagai jaminan bahwa kekuatan kematian dan penderitaan-Nya diperhitungkan kepada kita menjadi kebenaran, seolah-olah kita sendiri telah mengalami penderitaan dan kematian itu. Maka janganlah kita berbudi rusak begitu rupa, sehingga kita mundur tatkala Yesus Kristus mengundang kita dengan begitu lemah lembut melalui Firman-Nya. Sebaliknya, marilah kita menyadari betapa tingginya nilai pemberian berharga yang disodorkan-Nya kepada kita, dan datang menemui Dia dengan semangat yang berkobar-kobar agar Dia membuat kita sanggup menerimanya.

Dengan maksud itu, marilah kita mengangkat hati kita ke atas. Di sana Yesus Kristus berada, dalam kemuliaan Bapa-Nya, dan dari sanalah kita menantikan kedatangan-Nya demi pelepasan kita. Janganlah hendaknya hati kita terpikat oleh unsur-unsur jasmani, yang fana, yang kita lihat dengan mata dan sentuh dengan tangan, untuk mencari Dia di sana, seakan-akan ia terkurung dalam roti atau dalam anggur itu. Sebab, jiwa kita akan siap untuk diberi makan dan dihidupkan dengan zat-Nya bila untuk itu jiwa itu terangkat, di atas semua hal duniawi, untuk sampai ke surga, dan masuk Kerajaan Allah, tempat Dia tinggal. Maka marilah kita puas dengan mempunyai roti dan anggur sebagai tanda dan kesaksian, sambil mencari kebenaran lewat jalan rohani. Lewat jalan itulah, demikian janji yang terdapat dalam Firman Allah, kita akan menemukannya.

1542A

Sesudah kata-kata itu, Pelayan mengucapkan hukum pengucilan terhadap mereka yang melakukan dosa yang diketahui umum dan tidak menyesal. Di pihak lain, ia mengajak orang percaya agar menerima Perjamuan Tuhan kita sebagai pemberian istimewa dari Allah, sebagaimana telah dikatakan sebelumnya. Sesudah itu, sakramen itu diterima oleh Pelayan, lalu oleh diaken, dan sesudah itu oleh orang lain. [49]

1542/5

Sesudah itu, para pelayan' membagi-bagikan roti dan cawan kepada orang banyak, setelah memperingatkan mereka agar mendatanginya dengan rasa hormat dan dengan ketertiban 1545 serta kesopanan Kristen. Dia menerima roti dan anggur lebih dulu, lalu memberikannya kepada Diaken dan sesudah itu kepada seluruh jemaat, sambil berkata, 'Ambillah, makanlah, tubuh Yesus, yang telah diserahkan untuk mati bagi kamu'.

Dan Diaken menyodorkan cawan sambil berkata, 'Inilah cawan perjanjian baru dalam darah Yesus, yang telah ditumpahkan bagi kamu'.

1542A, 1545

Sementara itu, jemaat menyanyikan Mazmur 'Puji pujian dan syukur',2 dan seterusnya. Seusai Perjamuan menyusullah pengucapan syukur.

Bapa yang di surga, kami mengucap pujian dan syukur yang kekal kepada-Mu, karena telah Kaulimpahkan harta sebesar itu kepada kami, orang berdosa yang malang, yaitu telah membuat kami masuk ke dalam persekutuan dengan AnakMu Yesus Kristus, Tuhan kita, dengan menyerahkan Dia untuk mati bagi kami dan memberikan Dia kepada kami menjadi makanan dan bekal kehidupan kekal. Sekarang anugerahkanlah kepada kami karunia ini, yaitu janganlah membiarkan kami tidak ingat akan hal-hal itu; tetapi biarlah hal-hal itu tertera dalam hati kami, sehingga kami semakin bertumbuh dan bertambah dalam iman yang giat mengerjakan segala perbuatan baik, dan dengan demikian untuk seterusnya mengatur seluruh kehidupan kami demi penyanjungan kemuliaan-Mu dan pembangunan sesama kami. Oleh Dia, Yesus Kristus, Anak-Mu, yang dalam kesatuan dengan Roh Kudus hidup dan memerintah bersama Engkau, Allah, untuk selama-lamanya. Amin.

1542 Pada akhirnya orang melakukan pengucapan syukur sebagaimana telah dikatakan.

1542A, 1545

Sesudah pengucapan syukur, orang menyanyikan 1545 Nyanyian Simeon, 1542A/1545 'Sekarang, Tuhanku, biarlah hamba-Mu', dan seterusnya.1 Sesudah itu, Pelayan mengutus jemaat dengan mengucapkan berkat sama seperti pada hari Minggu?

Selesai.

Liturgi Perkawinan Kristen (Calvin 1952)

Pengumuman Perkawinan yang kudus

1542A Tata cara peneguhan perkawinan di depan jemaat orang percaya

1542/5 Cara merayakan perkawinan yang kudus

1542A, 1545

Upacara peneguhan perkawinan di depan umum dan dengan khidmat telah ditetapkan oleh orang-orang Kristen agar nikah yang sejati dan sah lebih dihormati dan dijunjung tinggi, dan agar antara kedua belah pihak tidak terjadi penipuan dan pendayaan, tetapi segala sesuatu berlangsung dengan jujur dan tulus ikhlas, dan agar Gereja berdoa memohon damai sejahtera bagi para pengantin. Karena itu, para pelayan Gereja bertugas memberitahukan di depan umum dari atas mimbar nama mereka yang ingin dihubungkan oleh perkawinan, mengesahkan dan meneguhkan perkawinan itu di depan seluruh kumpulan jemaat, serta menjelaskan harkat dan keulungan perkawinan itu melalui Kitab-kitab suci.

[51] Sesudah itu, pelayan harus menjelaskan kepada mereka kewajiban suami istri, yaitu bagaimana seharusnya kelakuan suami terhadap istrinya, dan juga istri terhadap suaminya, supaya mereka satu saja, sesuai dengan penetapan Allah yang tercakup dalam Kejadian 2, Matius 19, 1 Korintus 7, Kolose 3, 1 Timotius 3, Titus 2, 1 Petrus 3. Cocok juga kiranya, dan bermanfaat, bila dari pasal-pasal tersebut pelayan memetik nasihat-nasihat dan kata-kata hiburan yang bersangkutan dengan peristiwa dan bidang ini, dan yang berguna untuknya. Dan supaya segala sesuatu berlangsung menurut tata krama yang baik, dengan sopan, suci, dan sebagaimana seharusnya, maka seluruh iringan perkawinan harus masuk ke dalam gedung gereja tanpa tamburin(1) atau alat-alat musik lainnya. Dalam gedung itu pelayan Firman Allah, atau diaken, seusai khotbah atau kata-kata nasihat, akan mengajukan pertanyaan kepada orang-orang yang hadir untuk dihubungkan dalam perkawinan. Pertanyaan itu akan berbunyi sebagai berikut.

1542/5

Perlu dicatat bahwa, sebelum merayakan perkawinan, orang harus mengumumkannya dalam Gereja pada tiga hari Minggu berturut-turut, agar, kalau ada yang mengetahui adanya halangan, ia datang mengajukannya cukup dini, atau, kalau ada yang berkepentingan, ia sempat mengajukan keberatan.

Sesudah itu, kedua belah pihak datang menghadap pada awal khotbah. Lalu Pelayan berkata,

Pertolongan kita adalah dalam nama Allah, yang telah menjadikan langit dan bumi. Amin.

Setelah menciptakan langit dan bumi serta segala isinya, Allah Bapa kita menciptakan dan membentuk manusia menurut gambar dan rupa-Nya, agar ia berkuasa atas hewan di bumi, ikan-ikan di laut, dan burung-burung di udara. Dan setelah menciptakan manusia, Allah berfirman, 'Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan. Sejenis genderang kecil dengan kerincingan di sekelilingnya.dengan dia'. Lalu Tuhan kita membuat Adam tidur nyenyak; ketika ia tidur, Allah mengambil salah satu rusuk darinya dan dari rusuk itu dibangun-Nyalah Hawa (Kejadian 2'). Hal itu membuat kita memahami bahwa laki-laki dan perempuan satu tubuh, satu daging, dan satu darah saja. Sebab itu, seorang laki-laki meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan istrinya (Matius 19),2 yang harus dikasihinya sama seperti Kristus mengasihi Gereja-Nya (Efesus 5),3 artinya [52] orang-orang percaya, orang Kristen yang sejati, yang untuknya Dia mati. Juga, istri wajib melayani dan menaati suaminya (Kolose 3),4 dalam segala kesucian dan kesopanan. Sebab ia tunduk padanya (1Timotius 2, 1Petrus 3)5 dan berada dalam kuasanya, selama hidupnya bersama dia. Dan perkawinan yang terhormat itu (Ibrani 13),6 yang ditetapkan oleh Allah, mempunyai kekuatan begitu rupa, sehingga olehnya suami tidak lagi berkuasa atas tubuhnya sendiri (1Korintus 7),' tetapi istrinya, begitu pula istrinya tidak lagi berkuasa atas tubuhnya, tetapi suaminya. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah tidak dapat diceraikan, kecuali dengan persetujuan bersama untuk sementara waktu, supaya mendapat kesempatan berpuasa dan berdoa, dengan memperhatikan baik-baik supaya iblis jangan menggodai mereka karena mereka tidak tahan bertarak. Kendati demikian, hendaklah mereka kembali hidup bersama-sama. Sebab, untuk mencegah bahaya percabulan, baiklah setiap laki-laki mempunyai istri sendiri, dan setiap istri mempunyai suaminya sendiri, sehingga semua orang yang tidak sanggup menguasai diri dan yang tidak memiliki karunia menahan diri, menurut hukum Allah wajib kawin, supaya bait Allah yang kudus, yaitu tubuh kita, tidak dinajiskan dan dirusak, Sebab, mengingat bahwa tubuh kita ini anggota Yesus Kristus ( 1Ko 6)8 maka menyerahkannya pada percabulan merupakan penghinaan yang keterlaluan. Karena itu, orang harus menjaga agar tubuh itu tetap suci sepenuhnya, sebab jika ada orang yang membinasakan Bait Allah, Allah akan membinasakan dia (1Ko 3).9

1542A

Apakah kamu berkehendak hidup bersama dalam perkawinan yang kudus, dan menyatakan serta menegaskan hal itu di sini, di hadapan Allah dan Gereja-Nya?

1542/5

Anda (dengan menyebut nama pengantin laki-laki dan perempuan). N. dan N. mengetahui bahwa begitulah penetapan Allah. Maka apakah Anda berkehendak hidup dalam perkawinan yang kudus ini, yang telah diberi kehormatan begitu besar oleh Allah? Apakah demikianlah niat Anda, sebagaimana Anda nyatakan di sini di depan Jemaat-Nya yang kudus disertai permintaan agar niat itu dibenarkan?

1542A, 1542/5

Mereka menjawab: Demikianlah niat kami. [53]

Pelayan: Saya menjadikan Saudara semua yang hadir di sini sebagai saksi dan saya meminta agar Saudara mengingatnya baik-baik: jika ada yang tahu adanya halangan 1542A yang mencegah penyelenggaraan perkawinan ini, bahkan menyebabkan perkawinan ini harus diputuskan dan dibubarkan - apakah halnya mengenai hubungan keluarga, atau pertalian darah atau kekerabatan yang dilarang oleh Kitab Suci, atau karena salah satu pihak telah berjanji hendak menikah dengan seorang lain - hendaklah ia memberitahukan dan menyatakannya di sini di depan umum, dalam suasana kasih Kristen. 1542/5 Atau, kalau salah seorang dari mereka telah terikat oleh perkawinan dengan orang lain, hendaklah ia mengungkapkannya.

1542A

Jika tidak ada yang membuka mulut, atau mengemukakan salah satu halangan, Pelayan boleh mengatakan:

1542/5

Kalau tidak seorang pun menentang, Pelayan berkata:

1542A,1542/5

Karena tidak ada seorang pun yang menentang, dan tidak ada halangan,maka hendaklah Tuhan, Allah kita, meneguhkan niatmu ini yang telah diberikan-Nya kepadamu. 1542A Kiranya Dia, yang telah menciptakan dan menjadikan langit dan bumi mengaruniakan kepadamu anugerah ini, yaitu bahwa permulaanmu ini bertumbuh dan berbahagia. 1542A Kiranya permulaanmu dalam nama Allah yang telah menjadikan langit dan bumi. Amin.

1542A, 1542/5

Pelayan menegur pengantin laki-laki sambil berkata:

Apakah Anda, N., mengakui di sini, di hadapan Allah dan Jemaat-Nya yang kudus, bahwa Anda telah mengambil dan kini mengambil N. yang hadir di sini sebagai istrimu, sambil berjanji hendak tetap melindungi dia, dan mengasihi serta mengasuh dia dengan setia, sebagaimana seharusnya seorang suami yang benar dan setia terhadap istrinya, hidup suci bersama dia dan menunjukkan kesetiaan dan kepercayaan kepada dia dalam segala hal, seturut Firman Allah yang kudus dan Injil-Nya yang kudus?

[54] Jawabnya: Saya mengakui!

Sesudah itu kepada mempelai perempuan:

Apakah Anda, N. mengakui di sini, di hadapan Allah dan di depan Jemaat-Nya yang kudus, bahwa Anda telah mengambil dan mengambil N. yang hadir di sini sebagai suamimu yang sah, sambil berjanji hendak menaati dia, dan melayani dia serta tunduk padanya, hidup suci bersamanya, dan menunjukkan kesetiaan serta kepercayaan kepadanya dalam segala hal, sebagaimana sepatutnya seorang istri yang setia dan loyal terhadap suaminya yang sah, seturut Firman Allah dan Injil yang kudus?

Jawabnya: Saya mengakui!

1542A

Setelah keduanya menyatakan setuju, Pelayan berkata:

Kiranya Allah yang telah menyatukan kamu dalam perkawinan yang mahasuci ini mengaruniakan Roh Kudus-Nya kepadamu, agar kamu mengatur hidupmu sesuai dengan kehendak-Nya. Semoga demikianlah.

Lalu Pelayan berkata:

1542/5 Kiranya Bapa sumber segala kemurahan, yang dengan rahmat-Nya telah memanggil kamu untuk memasuki perkawinan yang suci ini, demi kasih Yesus Kristus, Anak-Nya, yang dengan kehadiran-Nya yang kudus telah menguduskan perkawinan, karena di sanalah dilakukan-Nya tanda-Nya yang pertama di depan para rasul-Nya (Yohanes 2),' mengaruniakan Roh Kudus-Nya kepadamu, untuk melayani dan memuliakan Dia dalam kedudukan yang luhur ini. Amin.

1542A, 1542/5

Dengarkanlah sekarang dari Injil bagaimana seharusnya menurutkehendak Tuhan kita orang menjaga perkAwinan yang kudus itu supaya tetap utuh, dan betapa kuatnya ikatan perkawinan itu, yang tidak boleh dibubarkan, sebagaimana tertulis dalam Matius, pasal 19.

'Maka datanglah orang-orang Farisi kepada-Nya untuk mencobai Dia. Mereka bertanya: Apakah diperbolehkan orang menceraikan istrinya dengan alasan apa saja? Jawab Yesus: Tidakkah kamu baca bahwa Dia yang menciptakan manusia sejak semula menjadikan mereka laki-laki dan perempuan? Lagi pula, Dia berfirman, Karena itu laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan istrinya, sehingga keduanya menjadi satu daging. Demikianlah mereka bukan dua lagi, melainkan satu. Karena itu, [55] apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia.'

1542A

Percayalah kata-kata yang kudus ini, ingatlah bahwa Allah telah menyatukan kamu dalam kedudukan yang sangat berbahagia ini, dan hendaklah kamu saling mengasihi dan hidup bersama dengan suci, seturut perintah Tuhan. Kiranya Dia menganugerahkan karunia-Nya kepadamu untuk itu.

1542/5

Percayalah kata-kata yang kudus ini, yang telah diucapkan oleh Yesus, Tuhan kita, sebagaimana diceritakan oleh Penginjil, dan yakinilah bahwa Tuhan Allah kita telah menyatukan kamu dalam perkawinan yang kudus ini. Karena itu, hendaklah kamu hidup bersama dengan suci, dalam cinta, kerukunan, dan persatuan yang benar, sambil memelihara kasih, kesetiaan, dan kepercayaan yang sejati yang satu terhadap yang lain, seturut Firman Allah. Kiranya Tuhan kita menganugerahkan karunia-Nya kepadamu untuk itu.

1542A, 1542/5

Marilah kita dengan sehati sepikir berdoa kepada Bapa kita:

Allah yang mahakuasa, yang mahabaik dan berhikmat sempurna! Engkau sejak semula telah melihat bahwa tidak baiklah kalau manusia seorang diri saja, dan karena itu telah Kauciptakan baginya seorang penolong yang sepadan dengan dia, serta menetapkan supaya kedua itu menjadi satu. Kami berdoa memohon kepada-Mu dengan rendah hati: karena Engkau telah berkenan memanggil orang-orang ini untuk memasuki perkawinan yang kudus, maka sudilah Kauberikan dan Kauutus Roh Kudus-Mu kepada mereka, agar mereka hidup suci dalam iman yang benar dan teguh, seturut kehendak-Mu yang baik, dan mengalahkan semua hasrat jahat, menempuh hidup suci murni, dan membangun warga lainnya dalam kesopanan dan kesucian. Berilah mereka berkat-Mu, sama seperti para hamba-Mu yang setia Abraham, Ishak, dan Yakub, agar mereka, bila mendapat keturunan yang suci, memuji-muji dan mengabdi Engkau sambil mengajar serta membekali mereka untuk memuji dan memuliakan Engkau, dan membawa keuntungan bagi sesamanya manusia, demi kemajuan serta penyanjungan Injil-Mu yang kudus. Dengarkanlah kami, ya Bapa sumber belas kasihan, oleh Tuhan kita Yesus Kristus, Anak-Mu yang kekasih. Amin.

Kiranya Tuhan kita memenuhi kamu dengan segala anugerah, dan mengaruniakan kepadamu kehidupan bersama yang panjang dan suci dalam segala kebaikan! 1542A Pergilah dengan damai sejahtera. Allah menyertai kamu senantiasa. Amin'.

1542A

[56] Bukan tidak berguna juga mencatat nama orang-orang yang baru kawin, untuk mencegah kemungkinan berbagai kekeliruan, kerepotan, dan gangguan.'

Selesai

Dari: reformed.sabda.org/tata_ibadah_karangan_calvin_1542_1559

Jumat, 16 Juli 2010

Inikah kasih itu?

Benarkah kita mengasihi Dia lebih dari segalanya?
Download file ini untuk menjawab pertanyaan tersebut.

Amazing Grace --- John Newton (1725-1807)

Amazing Grace, how sweet the sound,
That saved a wretch like me.
I once was lost but now am found,
Was blind, but now I see.

T'was Grace that taught my heart to fear.
And Grace, my fears relieved.
How precious did that Grace appear
The hour I first believed.

Through many dangers, toils and snares
I have already come;
'Tis Grace that brought me safe thus far
and Grace will lead me home.

The Lord has promised good to me.
His word my hope secures.
He will my shield and portion be,
As long as life endures.

Yea, when this flesh and heart shall fail,
And mortal life shall cease,
I shall possess within the veil,
A life of joy and peace.

When we've been here ten thousand years
Bright shining as the sun.
We've no less days to sing God's praise
Than when we've first begun.

Kehendak yang Menghancurkan (1 Raja-raja 21)

Masih ingatkah kita akan kisah Raja Ahab. Salah seorang raja Israel yang begitu mementingkan kehendaknya walaupun hal itu menghancurkan orang lain. Keinginan untuk memiliki kebun anggur milik Nabot telah membuat dia melakukan hal yang diluar batas. Tanpa memperhatikan kedudukannya dan segala yang telah Tuhan lakukan bagi dirinya, raja Ahab menghalalkan segala cara untuk dapat melampiaskan apa yang dia ingini. Sehingga dengan menuruti perkataan istrinya maka dia berhasil menyingkirkan Nabot dan menjadi pemilik atas kebun angur tersebut. Namun demikian apakah hal ini berkenan dihadapan Tuhan. Tidak. Allah memandang dengan keji perbuatan yang telah dilakukan oleh Ahab beserta dengan istrinya. Kehendak yang tidak sesuai dengan Firman Tuhan membuahkan kehancuran bagi Ahab dan seluruh keluarganya. Allah menghukum Ahab demikian juga dengan istrinya oleh karena tindakan itu.
Dari kejadian tersebut, membawa kita kepada suatu pemahaman yang baru bahwa kehendak diri sendiri haruslah ditaklukan di bawah terang Firman Tuhan. Belajarlah dari kisah raja Ahab agar peristiwa yang menimpa Ahab tidak terjadi kepada kita. Amin

isa

Senin, 12 Juli 2010

First Day At School

First Day at School (15 July 2010)
Gloria Christian Elementary School


"Let God always be with us for this whole year."

Rabu, 28 April 2010

First Persecution (Nero)

The First Persecution, Under Nero, A.D. 67

The first persecution of the Church took place in the year 67, under Nero, the sixth emperor of Rome. This monarch reigned for the space of five years, with tolerable credit to himself, but then gave way to the greatest extravagancy of temper, and to the most atrocious barbarities. Among other diabolical whims, he ordered that the city of Rome should be set on fire, which order was executed by his officers, guards, and servants. While the imperial city was in flames, he went up to the tower of Macaenas, played upon his harp, sung the song of the burning of Troy, and openly declared that 'he wished the ruin of all things before his death.' Besides the noble pile, called the Circus, many other palaces and houses were consumed; several thousands perished in the flames, were smothered in the smoke, or buried beneath the ruins.
This dreadful conflagration continued nine days; when Nero, finding that his conduct was greatly blamed, and a severe odium cast upon him, determined to lay the whole upon the Christians, at once to excuse himself, and have an opportunity of glutting his sight with new cruelties. This was the occasion of the first persecution; and the barbarities exercised on the Christians were such as even excited the commiseration of the Romans themselves. Nero even refined upon cruelty, and contrived all manner of punishments for the Christians that the most infernal imagination could design. In particular, he had some sewed up in skins of wild beasts, and then worried by dogs until they expired; and others dressed in shirts made stiff with wax, fixed to axletrees, and set on fire in his gardens, in order to illuminate them. This persecution was general throughout the whole Roman Empire; but it rather increased than diminished the spirit of Christianity. In the course of it, St. Paul and St. Peter were martyred.
To their names may be added, Erastus, chamberlain of Corinth; Aristarchus, the Macedonian, and Trophimus, an Ephesians, converted by St. Paul, and fellow-laborer with him, Joseph, commonly called Barsabas, and Ananias, bishop of Damascus; each of the Seventy.